Studi Komparatif Pemikiran Syaikh Mahmud Syaltut dan Ali Syariati tentang Ketatanegaraan

Setiawan, Egi (2021) Studi Komparatif Pemikiran Syaikh Mahmud Syaltut dan Ali Syariati tentang Ketatanegaraan. Diploma atau S1 thesis, UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten.

[img]
Pra Tinjau
Teks
1.COVER.pdf
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial.

Download (22kB) | Pra Tinjau
[img]
Pra Tinjau
Teks
2.LAMPIRAN DEPAN SKRIPSI.pdf
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial.

Download (690kB) | Pra Tinjau
[img]
Pra Tinjau
Teks
BAB I.pdf
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial.

Download (514kB) | Pra Tinjau
[img] Teks
BAB II.pdf
Restricted to Hanya user terdaftar
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial.

Download (407kB)
[img] Teks
BAB III.pdf
Restricted to Hanya user terdaftar
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial.

Download (605kB)
[img] Teks
BAB IV.pdf
Restricted to Hanya user terdaftar
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial.

Download (775kB)
[img]
Pra Tinjau
Teks
BAB V.pdf
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial.

Download (149kB) | Pra Tinjau
[img]
Pra Tinjau
Teks
DAFTAR PUSTAKA.pdf
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial.

Download (149kB) | Pra Tinjau

Abstrak

Islam adalah agama dan sekaligus sistem negara. Islam memandang penting kedudukan Negara dan pemerintahan. Istilah negara dalam Islam bisa bermakna daulah, khilafah, hukumah, imamah, dan kesultanan. Prinsip negara dalam Islam yaitu syura, keadilan, kebebasan, persamaan. Dalam pandangan tokoh Islam, menurut Mahmud Syaltut sukar membedakan di dalam Islam, antara yang mungkin dinamakan agama saja atau politik semata. Karena segala yang berhubungan dengan akidah dan ibadah adalah agama, tetapi juga mungkin dinamakan siyasah (politik), agama adalah dasar dan penentuan haluan negara, dan tidak mungkin menggambarkan suatu negara Islam tanpa agama. Juga tidak mugkin menggambarkan Islam kosong dari tuntutan masyarakat dan politik Negara. Sementara menurut Ali Syariati, sistem pemerintahan dalam batas-batas suatu negara-kota, memiliki tanggung jawab yang sama, yakni memelihara agar masyarakat bisa tetap aman, lalu menyediakan sarana-sarana kesejahteraan bagi warganya sebagai suatu tugas administrasi negara dan mencakup sejumlah tanggung jawab yang terletak dalam wilayah pemerintahan atau Negara. Perumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana konsep ketatanegaraan menurut perspektif pemikiran Syaikh Mahmud Syaltut, bagaimana konsep ketatanegaraan menurut perspektif pemikiran Ali Syariati, bagaimana perbedaan dan persamaan konsep ketatanegaraan menurut perspektif pemikiran Syaikh Mahmud Syaltut dan Ali Syariati, bagaimana keunggulan dan kelemahan konsep ketatanegaraan Syaikh Mahmud Syaltut dan Ali Syariati dalam implementasi negara modern saat ini. Tujuan penelitian dari skripsi ini adalah: 1) Untuk mengetahui konsep ketatanegaraan menurut perspektif pemikiran Syaikh Mahmud Syaltut, 2) Untuk mengetahui konsep ketatanegaraan menurut perspektif pemikiran Ali Syariati, 3) Untuk mengetahui perbedaan dan persamaan konsep ketatanegaraan menurut perspektif pemikiran Syaikh Mahmud Syaltut dan Ali Syariati, 4) Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan konsep ketatanegaraan Syaikh Mahmud Syaltut dan Ali Syariati dalam implementasi negara modern saat ini. Metodologi penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah metode deskriptif dan metode analisis komparatif yaitu suatu penelitian yang tujuannya untuk menyajikan menguraikan gambaran lengkap mengenai setting sosial dan membandingkan antara konteks sosial atau domain satu dibandingkan dengan yang lain. Metode ini digunakan karena data yang digunakan berupa kepustakaan library research. Selanjutnya dikomparasikan untuk mendapatkan persamaan dan perbedaan tentang konsep ketatanegaraan dan mengetahui keunggulan serta kelemahan dalam implementasi negara modern. Bardasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemikiran kedua tokoh ini memiliki persamaaan yang bersifat revolusioner tehadap semangat pembaharuan menuju kematangan tatanan sistem pemerintahan, Al-Qur‟an, Hadist dan akal sumber utama melakukan metode Ijtihad, penduduk dan wilayah bagian dari unsur unsur Negara, kedaulatan rakyat sebagai kekuasaan tertinggi atas pemerintahan negara, keadilan sebagai dasar fundamental hak asasi manusia dan unsur-unsur Negara. Perbedaannya, Mahmud Syaltut menyebutkan prinsip dasar negara dalam Islam adalah ukhuwah diniyah, al-takaful al-ijtmia’iy, al-syura, dan al-adalah. Sedangkan Ali Syariati meletakkan dua dasar fundamental dalam tatanan pemerintahan Islam, yaitu keadilan dan imammah. Hubungan agama dan Negara Mahmud Syaltut ke model paradigma simbiotik sedangkan Ali Syariati ke model Integralistik. Keunggulan, Syaltut sejalan dan selaras dengan konsep praktik Negara modern dan unsur unsur negara modern: Distribution of Power, Civil Society, Good Governance dan The Rule of Law. Sedangkan Ali Syariati hanya sejalan dan selaras dengan Civil Society, Good Governance dan The Rule of Law. Kelemahan, Ali Syariati tidak sejalan dan selaras dengan konsep pemisahan kekuasaan (division/separation of power). Terdapat peluang dan kemungkinan konsep ketatanegaraan Mahmud Syaltut dan Ali Syariati bisa di implementasikan terhadap konsep dan praktik negara modern saat ini.

Tipe Item/Data: Skripsi/Tesis/Disertasi (Diploma atau S1)
Subjek: 300 Ilmu Sosial, Sosiologi & Antropologi > 340 Hukum
Divisi: Fakultas Syari'ah > Hukum Tata Negara
User Penyetor: M.Pd artina Subhan
Tanggal Disetorkan: 24 Jun 2021 02:29
Perubahan Terakhir: 25 Mar 2024 02:32
URI: http://repository.uinbanten.ac.id/id/eprint/6866

Actions (login required)

Lihat Item Lihat Item

      is powered by EPrints 3 which is developed by the Islamic Institutional Repository UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten. More information and software credits.