Humairoh, Ismi (2022) Tradisi Seni Pertunjukkan Wewe di Kampung Kesampangan Desa Cigelam Kecamatan Ciruas. Diploma atau S1 thesis, UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten.
|
Teks
S_SPI_153500492_Cover.pdf Download (27kB) | Pra Tinjau |
|
|
Teks
S_SPI_153500492_Lampiran Depan.pdf Download (442kB) | Pra Tinjau |
|
|
Teks
S_SPI_153500492_Bab I.pdf Download (308kB) | Pra Tinjau |
|
Teks
S_SPI_153500492_Bab II.pdf Restricted to Hanya staf repositori Download (267kB) |
||
Teks
S_SPI_153500492_Bab III.pdf Restricted to Hanya staf repositori Download (330kB) |
||
Teks
S_SPI_153500492_Bab IV.pdf Restricted to Hanya staf repositori Download (245kB) |
||
|
Teks
S_SPI_153500492_Bab V.pdf Download (297kB) | Pra Tinjau |
|
|
Teks
S_SPI_153500492_Daftar Pustaka.pdf Download (148kB) | Pra Tinjau |
Abstrak
Seni pertunjukan Wewe merupakan seni pertunjukkan yang sudah dikenal oleh masyarakat sekitar Ciruas dan Walantaka sejak tahun 1950-an. Seni Pertunjukan Wewe biasanya dihadirkan pada acara-acara seperti pesta pernikahan dan khitanan. Di Desa Cigelam, Kecamatan Ciruas, Kampung Kesampangan merupakan satu-satunya yang masih melestarikan seni pertunjukan Wewe sehingga dikenal sebagai Wewe Kampung Kesampangan. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penelitian mengenai seni pertunjukan Wewe Kampung Kesampangan ini akan dilakukan melalui rumusan masalah sebagai berikut; (1) Bagaimana Sejarah Kesenian Wewe Kesampangan?; (2) Bagaimana deskripsi seni pertunjukan wewe di Kesampangan?; (3) Bagaimana fungsi seni pertunjukan wewe bagi masyarakatn kampung Kesampangan?. Adapun tujuan spesifik penelitian ini yakni; (1) Untuk mengetahui Sejarah Kesenian Wewe Kesampangan; (2) Untuk mengetahui deskripsi seni pertunjukan wewe di Kesampangan; (3) Untuk fungsi seni pertunjukan wewe bagi masyarakat kampung Kesampangan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode penelitian kebudayaan. Metode penelitian kebudayaan terdiri dari dua tahapan, yaitu: penentuan lokasi penlitian dan tehnik pengumpulan data. Tehnik pengumpulan data meliputi kajian kepustakaan, pengamatan terlibat dan wawancara mendalam. Berdasarkan hasil penelitian bahwa Wewe Kesampangan ada sejak tahun 1950-an. Berawal dari penemuan bagian kepala boneka Wewe oleh Yai Nur, seorangnelayan kampung cikele. Wewe kemudian dibawa oleh keturunannya Subeli ke Kampung Kesampangan dan berkembang hingga saat ini. Terdapat tiga ritual wajib sebelum melakukan pertunjukan Wewe yakni ritual rutin malam jum’at, ritual pembersihan dan ritual sebelum pertunjukan. Beberapa peralatan (sesajen) yang perlu dipersiapkan dalam ritual diantaranya sesajen kembang 7 rupa, teh atau kopi, ayam bekakak dan pisang. Fungsi seni pertunjukan Wewe Kesampangan dapat dilihat dari empat aspek yaitu dari segi religius, sosial, pendidikan dan hiburan.
Tipe Item/Data: | Skripsi/Tesis/Disertasi (Diploma atau S1) |
---|---|
Kata Kunci (keywords): | Tradisi, Seni Pertunjukan, Wewe, Ciruas |
Subjek: | 2x6 Sosial Budaya Islam > 2x6.7 Kesenian Islam, Kebudayaan Islam, Seni Islam, Budaya Islam |
Divisi: | Fakultas Ushuluddin dan Adab > Sejarah Peradaban Islam |
User Penyetor: | Diah Sadjidin |
Tanggal Disetorkan: | 21 Nov 2022 03:42 |
Perubahan Terakhir: | 21 Nov 2022 03:42 |
URI: | http://repository.uinbanten.ac.id/id/eprint/9569 |
Actions (login required)
Lihat Item |