Sejarah Perkembangan Perkeretaapian pada Masa Kolonial di Banten (1896-1942)

Andriansyah, Andriansyah (2022) Sejarah Perkembangan Perkeretaapian pada Masa Kolonial di Banten (1896-1942). Diploma atau S1 thesis, UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten.

[img]
Pra Tinjau
Teks
S_SPI_153500475_Cover.pdf

Download (27kB) | Pra Tinjau
[img]
Pra Tinjau
Teks
S_SPI_153500475_Lampiran Depan.pdf

Download (531kB) | Pra Tinjau
[img]
Pra Tinjau
Teks
S_SPI_153500475_Bab I.pdf

Download (255kB) | Pra Tinjau
[img] Teks
S_SPI_153500475_Bab II.pdf
Restricted to Hanya staf repositori

Download (241kB)
[img] Teks
S_SPI_153500475_Bab III.pdf
Restricted to Hanya staf repositori

Download (265kB)
[img] Teks
S_SPI_153500475_Bab IV.pdf
Restricted to Hanya staf repositori

Download (299kB)
[img]
Pra Tinjau
Teks
S_SPI_153500475_Bab V.pdf

Download (205kB) | Pra Tinjau
[img]
Pra Tinjau
Teks
S_SPI_153500475_Daftar Pustaka.pdf

Download (144kB) | Pra Tinjau

Abstrak

Angkutan massal merupakan permasalahan yang dihadapi pemerintah kolonial Belanda di tanah jajahan, termasuk di wilayah Banten. Kondisi ini mendorong pengembangan kereta api sebagai solusinya. Keberhasilannya membuka jalur kereta api Batavia – Anyerkidul medorong Staatsspoorwegen memperluas jalur tersebut dengan membuka jalur Rangkasbitung – Labuan. Permasalahan yang dibahas pada tulisan ini berkenaan dengan penempatan perhentian di jalurkereta api lintas Rangkasbitung – Labuan. Tulisan ini bersifat deskriptif dengan analisis data menggunakan pendekatan keruangan. Pembangun jalur kereta api di wilayah Banten, termasuk lintas Rangkasbitung – Labuan bertujuan untuk membuka ketertutupan, eksplotasi hasil alam, dan meredam gangguan keamanan yang sering terjadi. Penempatan perhentian kereta api pada lintas Rangkasbitung – Labuan dilakukan dengan pertimbangan dekat dengan kawasan permukiman, tujuan penumpang, lokasi persilangan, pengisian bahan bakar, dan kepentingan pemerintah. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1). Bagaimana Kondisi Wilayah Banten Tahun 1896-1942? (2). Bagaimana Perkembangan Trasportasi di Banten Pada Tahun 1896-1942? (3). Bagaimana Perkembangan Perkeretaapian Pada Masa Kolonial di Banten Tahun 1896-1942? Tujuan dari Penelitian ini adalah (1). Untuk mengetahui Kondisi Wilayah Banten Tahun 1896-1942? (2). Untuk mengetahui Perkembangan Trasportasi di Banten Pada Tahun 1896-1942? (3). Untuk mengetahui Perkembangan Perkeretaapian Pada Masa Kolonial di Banten Tahun 1896-1942? Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Penelitian Sejarah dengan tahapan-tahapan penelitian, yaitu tahapan Heuristik, Verifikasi, Interpretasi dan Historiografi. Dari hasil penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa Pembangunan perkeretaapian di Banten dimulai tahun 1896 ketika perusahaan kereta api pemerintah, Staatsspoorwegen (SS), memperoleh konsesi pembangunan dan pengoperasian lintas Batavia (Jakarta) – Anyer dengan lintas cabang Duri – Tangerang dan Tanahabang – Gambir melalui Staatsblad (Stbl) 1896 No. 180 tanggal 15 Juli 1896. Lebar sepur yang digunakan pada jalur ini adalah 1067. Lintas Jakarta – Anyer berhasil diselesaikan secara keseluruhan tanggal 20 Desember 1900. Penetrasi SS untuk membuka ketertutupan wilayah Banten terus berlanjut dengan membuka jalur kereta api baru yang merupakan perluasan dari jalur Batavia – Anyerkidul, yaitu jalur Rangkasbitung – Labuan sepanjang 56 km. konsesi pembangunan jalur ini diperoleh SS pada tanggal 31 Desember 1902 melalui Stbl 1902 No. 17.

Tipe Item/Data: Skripsi/Tesis/Disertasi (Diploma atau S1)
Subjek: 900 Sejarah > 950 Sejarah Asia > 959 Southeast Asia
Divisi: Fakultas Ushuluddin dan Adab > Sejarah Dan Kebudayaan Islam
User Penyetor: Diah Sadjidin
Tanggal Disetorkan: 18 Okt 2022 08:13
Perubahan Terakhir: 18 Okt 2022 08:13
URI: http://repository.uinbanten.ac.id/id/eprint/10067

Actions (login required)

Lihat Item Lihat Item

      is powered by EPrints 3 which is developed by the Islamic Institutional Repository UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten. More information and software credits.