Islahudin, Islahudin (2021) Pendidikan Intelektual Dalam Islam Menurut Ali bin Abi Thalib dan Al-Ghazali. Magister thesis, UIN SMH BANTEN.
|
Teks
COV B.pdf Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial. Download (194kB) | Pra Tinjau |
|
|
Teks
ABSTRAK.pdf Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial. Download (599kB) | Pra Tinjau |
|
|
Teks
BAB I.pdf Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial. Download (798kB) | Pra Tinjau |
|
Teks
BAB II.pdf Restricted to Hanya user terdaftar Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial. Download (1MB) |
||
Teks
BAB III.pdf Restricted to Hanya user terdaftar Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial. Download (978kB) |
||
Teks
BAB IV.pdf Restricted to Hanya user terdaftar Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial. Download (614kB) |
||
|
Teks
BAB V.pdf Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial. Download (356kB) | Pra Tinjau |
|
|
Teks
DAFTAR PUSTAKA.pdf Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial. Download (241kB) | Pra Tinjau |
Abstrak
ISLAHUDIN. 162010027. “Pendidikan Intelektual Dalam Islam Menurut Ali bin Abi Thalib dan Al-Ghazali” Kata Kunci: Pendidikan Intelektual, komperatif. Islam sangat peduli terhadap peningkatan intelektualitas umatnya. Oleh sebab itu, seorang muslim harus senantiasa menggunakan daya pikirnya atau intelektualisnya. Ali bin Abi Thalib termasuk tokoh pendidikan intelektual kenapa, karena ia cinta pada ilmu pengetahuan hingga ia disebut dengan Ba>bu al Ilmi (pintunya Ilmu) termasuk juga al- Ghazali beliau adalah tokoh pendidikan intelektual, karena dia hidup pada masa bani Abbasiyah pernah menjadi Mudi>rul Ja>mi’ah madrasah Annidamiyah dan menjadi rujukan pendidikan intelektual Umat Islam. Sehingga dengan demikian pendidikan intelektual harus dipelihara sampai sekarang. Penelitian ini bertujuan mengetahui pendidikan intelektual Ali bin Abi Thalib dan al-Ghazali, mengetahui persamaan dan perbedaan pendidikan intelektual kedua tokoh tersebut. dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa mempelajari dan mengumpulkan data-data melalui bahan bacaan dengan bersumber pada buku-buku primer dan buku-buku sekunder yang berkaitan dengan kedua tikih yang dibahas. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, dan jenis penelitian yang digunakan adalah kepustakaan/ library research yaitu mengumpulkan data atau karya tulis ilmiah yang bertujuan dengan obyek penelitian atau pengumpulan data yang bersifat kepustakaan. Dari penelitian yang sudah penulis lakukan dapat disimpulkan bahwa pendidikaan intelektual menurut Ali bin Abi Thalib keimanan terlebih dahulu ditanamkan kepada manusia, karena keimanan ini memiliki pengaruh dalam menegakkan jiwa dan kehidupan. Sedangkan pendidikan Intelektual menurut al-Ghazali, Ilmu dan ibadat adalah dua mata rantai yang saling berkait Karena pada dasarnya segala yang kita lihat, kita dengar dan kita pelajari adalah untuk ilmu dan ibadat. Bahwa Ali bin Abi Thalib adalah sahabat nabi yang menjadi pintu ilmu babul ‘ilmi dan al-Ghazali adalah seorang shalafusaleh yang menjadi pembela Islam hujatul Islam mereka berdua mempunyai peran penting dalam intelektual pendidikan Islam.
Tipe Item/Data: | Skripsi/Tesis/Disertasi (Magister) |
---|---|
Subjek: | 2x7 Filsafat dan perkembangannya > 2x7.3 Pendidikan |
Divisi: | Magister > Pendidikan Agama Islam |
User Penyetor: | M.Pd artina Subhan |
Tanggal Disetorkan: | 30 Apr 2021 02:39 |
Perubahan Terakhir: | 30 Apr 2021 02:39 |
URI: | http://repository.uinbanten.ac.id/id/eprint/6651 |
Actions (login required)
Lihat Item |