UPACARA HAJAT BUMI DALAM TRADISI NGAMUMULE PARE PADA MASYARAKAT BANTEN SELATAN(Studi di Kecamatan Sobang dan Panimbang)

Wardah, Eva Syarifah UPACARA HAJAT BUMI DALAM TRADISI NGAMUMULE PARE PADA MASYARAKAT BANTEN SELATAN(Studi di Kecamatan Sobang dan Panimbang). JURNAL TSAQOFAH, 15 (2). pp. 221-255. ISSN 1412-6478

[img]
Pra Tinjau
Teks (JURNAL UPACARA HAJAT BUMI)
upacara hajat bumi-1.pdf
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial.

Download (479kB) | Pra Tinjau

Abstrak

Tradisi ngamumule pare pada aktifitas pertanian di Kecamatan Sobang dan Panimbang merupakan salah satu kearifan lokal yang memiliki manfaat secara ekonomi, sosial serta pelestarian lingkungan maka keberadaannya dapat berkelanjutan hingga saat ini. Manfaat ekonomi dapat diperoleh secara langsung dan tidak langsung, begitupun dengan manfaat sosial yakni kepatuhan pada tradisi, bertanggungjawab, kebersamaan, saling berbagi dan jujur. Keselarasan manusia dengan alamnya didasarkan pada pengalaman masa lalu membuat manusia menyadari dan perlu menjaga keselarasan dengan alam. Keberadaan kearifan lokal yang berupa kearifan terhadap lingkungan tentunya tidak dapat dipisahkan dari kondisi ekonomi, sosial dan lingkungan alam sekitarnya. Kebiasaan tersebut berkembang menjadi tradisi yang dipegang sebagai pedoman untuk bertingkah laku positif terhadap alam. Kearifan lokal dibangun dari persepsi masyarakat akan kehidupan di masa lalu yang selaras dengan alam kemudian tertuang di dalam tingkah laku, pola hidup dan kebiasaansehari-hari serta mendatangkan manfaat ekonomi, sosial dan lingkungan membentuk ikatan yang kuat antara masyarakat dengan kearifan lokal yang dianut. Masyarakat agraris yang memiliki suatu kepercayaan terhadap mitos yang diwujudkan dalam sebuah tradisi menghormti dan memulyalan Dewi Sri Pohaci. Upacara ritual Ngamumule Pare untuk menghormati Nyi Sri Pohaci tersebut dilaksanakan oleh seluruh masyarakat di Sobang dan Panimbang, prosesinya melibatkan seluruh warga masyarakat.Ilmu pengetahuan tentang mitos atau mitologi merupakan suatu cara untuk menghadirkan atau mengungkapkan Yang Ilahi melalui bahasa simbolik. Melalui pengetahuan ini memungkinkn manusia memberi tempat kepada bermacam kesan dan pengalaman hidup. Berdasarkan acuan yang diberikan mitos, manusiadapat berorientasi dalam kehidupan, ia tahu dari mana datang dan kemana akan pergi, asal-usul dan tujuan hidupnya dijelaskan dalam mitos. Mitos menyediakan suatu pegangan hidup. Mitos adalah cerita pemberi pedoman dan arah tertentu kepada sekelompok orang. Mitos, juga menyadarkan manusia akan kekuatan-kekatan gaib. Demikian juga yang terjadi pada mitos Dewi Sri Pohaci sebagai dewi padi yang diyakini oleh masyarakat petani di Kecamatan Sobang dan Panimbang yang menjadikan dasar dilestarikannya tradisi ngamumule pare pada aktifitas pertanian mereka

Tipe Item/Data: Artikel
Informasi Tambahan: Penulis adalah dosen jurusan Sejarah Peradaban Islam Fakultas Ushuluddin adab Adab UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten. Informasi lebih lanjut dapat menghubungi No. HP AN. Eva Syarifah Wardah 08179101622
Kata Kunci (keywords): Ritual hajat bumi, ngamumule pare, masyarakat Sobang, Panimbang
Subjek: 2x9 Sejarah Islam dan Modernisasi
Divisi: Fakultas Ushuluddin dan Adab > Sejarah Peradaban Islam
User Penyetor: Ainun Najah
Tanggal Disetorkan: 19 Okt 2020 08:02
Perubahan Terakhir: 19 Okt 2020 08:02
URI: http://repository.uinbanten.ac.id/id/eprint/5660

Actions (login required)

Lihat Item Lihat Item

      is powered by EPrints 3 which is developed by the Islamic Institutional Repository UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten. More information and software credits.