PATUROHMAH, IPAH (2017) DO’I MENRE DALAM PERKAWINAN ADAT BUGIS(Studi Kasus di Desa Taman Jaya Kec Sumur Kab Pandeglang). Diploma atau S1 thesis, Universitas Islam Negeri "Sultan Maulana Hasanuddin" BANTEN.
|
Teks (COVER)
1-SKRIPSI-B5 Ipat.pdf Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial. Download (812kB) | Pra Tinjau |
|
|
Teks (BAB I)
2 BAB I Ipat.pdf Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial. Download (526kB) | Pra Tinjau |
|
|
Teks (BAB II)
3 BAB II Ipat.pdf Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial. Download (245kB) | Pra Tinjau |
|
|
Teks (BAB III)
4 BAB III Ipat.pdf Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial. Download (634kB) | Pra Tinjau |
|
|
Teks (BAB V)
6 BAB V Ipat.pdf Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial. Download (223kB) | Pra Tinjau |
Abstrak
Doi Menre (uang belanja) adalah ketentuan adat yang mensyaratkan seorang calon suami harus memberikan kepada seorang perempuan yang jumlahnya sesuai dengan kesepakatan antara pihak laki-laki dengan pihak perempuan disamping kewajibannya memberikan mahar. Perumusan masalahnya adalah : Bagaimanakah Pandangan Hukum Islam Terhadap Adat Bugis di Desa Taman Jaya Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang ? Bagaimanakah Pandangan Hukum Islam Terhadap Doi Menre Dalam Perkawinan Adat Bugis di Desa Taman Jaya Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang ? Tujuan penelitian ini adalah : Untuk mengetahui Pandangan Hukum Islam Terhadap Adat Bugis di Desa Taman Jaya Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang. Untuk mengetahui Pandangan Hukum Islam Terhadap Doi Menre Dalam Perkawinan Adat Bugis di Desa Taman Jaya Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang ? Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, yaitu sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif, melalui penjelasan atau uraian yang dapat ditarik kesimpulan dengan penalaran berpikir induktif. Kesimpulannya bahwa Doi’ menre dalam perkawinan adat Bugis adalah sebagai salah satu pra syarat, karena apabila Doi’ menre tidak ada, maka perkawinan tidak ada. Pemberian sejumlah Doi’ menre adalah pemberian wajib yang diberikan oleh pihak laki-laki kepada pihak perempuan yang fungsinya sebagai biaya yang digunakan dalam pesta perkawinan. di samping kewajibannya untuk memberikan mahar sebagaimana yang diatur dalam hukum perkawinan Islam. Melihat persoalan ini, timbul kesan bahwa ada dua kewajiban yang mesti dilakukan oleh calon suami kepada calon istri, yaitu kewajiban memberi pemberian adat yang dikenal dengan istilah doi’ menre’ dan kewajiban untuk memberikan mahar sebagaimana yang disyari’atkan dalam hukum perkawinan Islam. Hukum Islam bisa menerima kebiasaan yang berlaku di dalam masyarakat selama tidak menyalahi norma-norma yang menyalahi syar’i. Pengakuan hukum Islam terhadap adat tersebut sesuai dengan kaedah fiqh. Oleh karena itu adat istiadat dapat menjadi salah satu sumber (skunder) dalam hukum Islam. Dengan demikian pemberian doi menre yang terdapat dalam upacara perkawinan adat Bugis di Desa Taman Jaya juga diterima oleh hukum Islam yang tidak diterima adalah sesuatu yang ditambah-tambah yang sebenarnya tidak termasuk dalam lingkungan adat sehingga memberatkan dan mempersulit bagi pihak pria untuk melaksanakan sunnah Rasulullah yaitu melakukan pernikahan
Tipe Item/Data: | Skripsi/Tesis/Disertasi (Diploma atau S1) |
---|---|
Kata Kunci (keywords): | PERKAWINAN ADAT BUGIS |
Subjek: | 2x4 Fiqh |
Divisi: | Fakultas Syari'ah > Hukum Keluarga Islam |
User Penyetor: | S.IIP AINUN NAJAH |
Tanggal Disetorkan: | 30 Mei 2017 06:57 |
Perubahan Terakhir: | 30 Mei 2017 06:57 |
URI: | http://repository.uinbanten.ac.id/id/eprint/560 |
Actions (login required)
Lihat Item |