Muhammad, Alif (2008) Teori dan Realitas Pencarian Kesempurnaan (Melacak Jejak-jejak Kefilosofan Ali Syari'ati). Jurnal Tsaqofah, 6(1). pp. 32-54. ISSN 1412-6478
|
Teks
Teori Dan Realitas Pencarian Kesempurnaan (Melacak jejak-jejak kefilosofan Ali Syari’ati).pdf Download (360kB) | Pra Tinjau |
Abstrak
Pemikiran-pemikiran Syari'ati tentang antropologi filosofis di atas memang merupakan bagian, tepatnya filsafat manusia. Namun dengan menyimak dari munthaliq (starting point), paradigma, kerangka dan analisis Syariati yang kental dengan kombinasi Islam dan merxisme, orang mulai mempertanyakan kepastian-kepastian orisinalitas pemikirannya dan kepastiannya sebagai yang telah berfilsafat, mengingat bahwa filsafat merupakan refleksi pemikiran yang radikal dan liberal. Dengan mengasumsikan konsistensi, sinkronisasi dan integralitas Syariati dalam perkataan dan perbuatan, berkenaan dengan pandangan Syariati tentang tahapan-tahapan ilmiah "judgement de faite" dan sebagai produk orisinal pemikiran Syariati. Analisis lainnya, dengan mengikuti atas apa yang disinyalir oleh Taufik Abdullah dalam Pengantar Metode Penelitian Agama, bahwa free value hanya merupakan mitos yang mustahil diterapkan seacara utuh, menguatkan pendapat di atas, Sebab ketika seseorang yang akan melakukan filsafat telah melepaskan, segala ikatan-ikatan keyakinan dan normanya, maka yang tersisa dalam pemikiran adalah "pandangan dunia" bawah sadarnya. Dan sebagaimana yang telah berpikir, ia dibentuk oleh keyakinan-keyakinan. Kiranya pengakuan filsafat atas eksistensi filsafat Scholastik dan Parifatetik menjadi pembenar bagi teolog dan filosof Scholastik, yang pemikiran-pemikirannya sering digolongkan, setidaknya dikutip, dalam filsafat agama. Padahal pandangan antropologi filosofis Syariati di atas menunjukkan kemampuannya menjawab sebagai problem-problem penting Filsafat Agama, seperti masalah "evil" "miracle" "immortality" dan lain sebagainya. Selanjutnya, bahwa tradisi perkembangan filsafat selalu memperlihatkan suatu kontinuitas tertentu. Filsafat selalu berdialog dengan sejarahnya, ia meneruskan problematik filosofis yang diwarisi oleh zaman sebelumnya, sebagaimana yang nampak secara jelas dari istilah Plotinus Neoplotinus, Hegelian-Neohegelian, Kantian-Neokantian, Marxis-Neomaxis, Positivis-Neopositifis, dan Modernis-Neomodernis dan bahkan Postmodernis. Hubungan kontinuitas tersebut bisa berupa "dialektika"nya Hegel, ataupun "Shifing Paradigm"nya Thomas Kuhn. Karenanya sintesis Syariati terhadap Islam dan marxisme merupakan suatu kelayakan dalam tradisi filsafat. Disisi lain, diakuinya eksistensi Philoshopers.
Tipe Item/Data: | Artikel |
---|---|
Informasi Tambahan: | Penulis adalah dosen Ilmu Hadits Fakultas Ushuluddin dan Adab UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten. Informasi tambahan dapat menghubungi contact person 081381871727 |
Kata Kunci (keywords): | Biografi; Filsafat; Human Being; Superhuman |
Subjek: | 100 Filsafat & Psikologi > 101 Teori filsafat |
Divisi: | Fakultas Ushuluddin dan Adab > Ilmu Hadits |
User Penyetor: | Ainun Najah |
Tanggal Disetorkan: | 23 Sep 2020 10:08 |
Perubahan Terakhir: | 23 Jan 2024 07:07 |
URI: | http://repository.uinbanten.ac.id/id/eprint/5578 |
Actions (login required)
Lihat Item |