Idris, Muhammad (2024) Qiroaah Mubadalah Perspektif Muhaddithin dan Fuqaha. Magister thesis, UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten.
Teks
T_HKI_222611104_Cover.pdf Download (64kB) |
|
Teks
T_HKI_222611104_Lampiran Depan.pdf Download (710kB) |
|
Teks
T_HKI_222611104_BAB I.pdf Download (384kB) |
|
Teks
T_HKI_222611104_BAB II.pdf Restricted to Hanya staf repositori Download (843kB) |
|
Teks
T_HKI_222611104_BAB III.pdf Restricted to Hanya staf repositori Download (336kB) |
|
Teks
T_HKI_222611104_BAB IV.pdf Restricted to Hanya staf repositori Download (1MB) |
|
Teks
T_HKI_222611104_BAB V.pdf Download (229kB) |
|
Teks
T_HKI_222611104_Daftar Pustaka.pdf Download (295kB) |
Abstrak
Mubādalah memiliki makna sebagai prinsip kesetaraan dan hubungan timbal balik antara pria dan wanita dalam menjalankan hak dan kewajiban. Di zaman sekarang, kebanyakan suami dan istri saling berkontribusi dalam menjalankan tugas dan kewajiban mereka, sebagai contoh, suami membantu istri dalam urusan rumah tangga dan mengurus anak, sementara istri juga sebaliknya, yaitu membantu suami dalam perannya sebagai kepala keluarga dan pencari nafkah. Yang menjadi persoalan dan menarik untuk dikaji lebih dalam lagi adalah bagaimana konsep mubādalah (kesetaraan) jika ditinjau menurut Muḥaddithīn, yang di dalamya menegaskan bahwa laki-laki (suami) berperan sebagai pemimpin dan pencari nafkah, sementara perempuan (istri) bertanggung jawab terhadap urusan rumah tangganya. Begitu juga, jika konsep mubādalah ini ditinjau menurut Fuqahā, yang di dalamnya masih terjadi perdebatan dikalangan Ulamā mengenai seorang perempuan yang mencari nafkah dan menjadi pemimpin. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana tinjauan Muḥaddithīn terhadap isu-isu kesetaraan suami dan istri dalam buku Qirāah Mubādalah? dan Bagaimana tinjauan Fuqahā terhadap isu-isu kesetaraan suami dan istri dalam buku Qirāah Mubādalah?. Penelitian ini menerapkan pendekatan yuridis normatif dengan berfokus pada analisis bahan hukum utama dengan cara mempelajari teori-teori, konsep-konsep, asas-asas hukum, serta peraturan perundang-undangan yang relevan dengan penelitian ini. Penelitian ini termasuk penelitian pustaka (Library Research), yang bertujuan untuk mengkaji isu-isu dalam buku Qirāah Mubādalah tentang wanita pencari nafkah dan menjadi pemimpin, dengan meninjau dari perspektif Muḥaddithīn dan Fuqahā. Berdasarkan kritik sanad dan matan yang telah dilakukan, empat Ḥadīth yang telah diteliti dari segi sanad dan matannya dianggap ṣaḥīḥ, kecuali pada ḥadīth yang ketiga dan keempat dalam kitab Musnad Aḥmad dan Ṣaḥīḥ Muslim, yang berstatus ḍaīf dari segi sanadnya, karena terdapat putusnya sanad. Namun terdapat tawabi’ dalam kitab lain, sehingga membuat derajat ḥadīth tersebut menjadi ḥasan. Dalam teks Ḥadīth tentang nafkah menunjukkan bahwa Muḥaddithīn sepakat bahwa kewajiban nafkah sepenuhnya menjadi tanggung jawab suami, begitu juga teks Ḥadīth tentang kepemimpinan menunjukkan bahwa secara tegas perempuan tidak diperbolehkan menjadi pemimpin. Ulamā Fiqih Klasik dan Kontemporer sepakat bahwa perempuan tidak diperbolehkan keluar rumah untuk bekerja kecuali memenuhi beberapa syarat. Sedangkan dalam kepemimpinan, Ulamā Fiqih Klasik memperbolehkan perempuan menjadi pemimpin, dengan syarat dia mengetahui tentang kepemimpinan. Dan Ulamā Fiqih Kontemporer tidak memperbolehkan perempuan menjadi pemimpin, karena salah satu syarat menjadi pemimpin adalah dari jenis laki-laki.
Tipe Item/Data: | Skripsi/Tesis/Disertasi (Magister) |
---|---|
Kata Kunci (keywords): | Mubādalah, Muḥaddithīn, Fuqahā |
Subjek: | 2x4 Fiqh |
Divisi: | Magister > Hukum Keluarga Islam |
User Penyetor: | S.Hum Prihantini Noor Akmalia |
Tanggal Disetorkan: | 26 Nov 2024 07:56 |
Perubahan Terakhir: | 26 Nov 2024 07:56 |
URI: | http://repository.uinbanten.ac.id/id/eprint/15819 |
Actions (login required)
Lihat Item |