Rahmatillah, Asri Ulfiya (2024) Uji Efektivitas Biopestisida Ekstrak Kulit Rambutan dan Daun Belimbing Wuluh terhadap Hama Jangkrik Kalung (Gryllus bimaculatus). Diploma atau S1 thesis, UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten.
|
Teks
S_BIO_191710003_Cover.pdf Download (81kB) | Pra Tinjau |
|
|
Teks
S_BIO_191710003_Lampiran Depan.pdf Download (329kB) | Pra Tinjau |
|
|
Teks
S_BIO_191710003_Bab I.pdf Download (227kB) | Pra Tinjau |
|
Teks
S_BIO_191710003_Bab II.pdf Restricted to Hanya staf repositori Download (308kB) |
||
Teks
S_BIO_191710003_Bab III.pdf Restricted to Hanya staf repositori Download (83kB) |
||
Teks
S_BIO_191710003_Bab IV.pdf Restricted to Hanya staf repositori Download (218kB) |
||
|
Teks
S_BIO_191710003_Bab V.pdf Download (46kB) | Pra Tinjau |
|
|
Teks
S_BIO_191710003_Daftar Pustaka.pdf Download (138kB) | Pra Tinjau |
Abstrak
Alternatif dari pengurangan pestisida kimia sintetik ialah Biopestisida. Penerapannya dalam mengatasi gangguan hama adalah berbasis lingkungan dengan memanfaatkan tumbuhan disekitar. Beberapa tumbuhan yang memiliki potensi sebagai biopestisida ialah rambutan (Nephelium lappaceum) dan belimbing wuluh (Averhoa bilimbi). Bagian yang banyak dimanfaatkan sebagai bahan biopestisida ialah bagian daun. Dalam penelitian ini memanfaatkan bagian kulit pada buah rambutan (N. lappaceum) dan bagian daun pada belimbing wuluh (A. bilimbi). Kandungan yang berperan sebagai racun perut serangga ialah senyawa kimia tannin dan saponin yang di identifikasi melalui skrining fitokimia. Metode yang digunakan dalam ekstraksi penelitian ini adalah metode maserasi atau dengan cara perendaman bahan menggunakan etanol 96% selama 72 jam, dengan variasi konsentrasi masing-masing 0% (kontrol), 2%, 4%, 6%, 8%, 10%, 12%, 14%, 16% dan 18% (b/v) dengan tiga kali ulangan menggunakan 10 ekor jangkrik untuk tiap perlakuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh efektivitas dari pemberian biopestisida ekstrak kulit rambutan (N. lappaceum) dan biopestisida ekstrak daun belimbing wuluh (A. bilimbi) terhadap jumlah hama yang mati serta mengetahui konsentrasi yang mematikan 50% hama dinyatakan dalam lethal concentration (LC50). Efektivitas biopestisida diamati melalui dua aspek antara lain nilai persentase mortalitas atau kematian hama uji dan lethal concentration (LC50) konsentrasi yang dapat mematikan hama penggangu. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan konsentrasi optimum yang membunuh hama jangkrik pada biopestisida ekstrak kulit rambutan (N. lappaceum) dan biopestisida ekstrak daun belimbing wuluh (A. bilimbi) sebesar 18%. Hasil konsentrasi toksik yang dinyatakan dalam LC50 biopestisida ekstrak kulit rambutan (N. lappaceum) sebesar 7,97% dengan interval sebesar 6,36% - 9,82%, sedangkan pada biopestisida ekstrak daun belimbing wuluh (A. bilimbi) nilai LC50 sebesar 5,95% dengan interval 4,38% - 7,42%.
Tipe Item/Data: | Skripsi/Tesis/Disertasi (Diploma atau S1) |
---|---|
Kata Kunci (keywords): | Averhoa bilimbi, Jangkrik, Lethal Concentration LC50, Mortalitas dan Nephelium lappaceum |
Subjek: | 600 Teknologi > 630 Pertanian > 632 luka Tanaman, penyakit & hama |
Divisi: | Fakultas Saintek > Biologi |
User Penyetor: | S.S.I Fadhilah Nurinsani Hidayat |
Tanggal Disetorkan: | 20 Feb 2024 04:05 |
Perubahan Terakhir: | 26 Mar 2024 03:58 |
URI: | http://repository.uinbanten.ac.id/id/eprint/14145 |
Actions (login required)
Lihat Item |