Firdaus, Muhamad Wildan (2022) Aspek Profan dan Sakral Tradisi Injak Telur dalam Perkawinan Adat Jawa (Studi Kasus di Kecamatan Turi Kabupaten Sleman D.I Yogyakarta). Diploma atau S1 thesis, UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten.
|
Teks
S_HKI_ 171110105_COVER.pdf Download (100kB) | Pra Tinjau |
|
|
Teks
S_HKI_ 171110105_LAMPIRAN DEPAN.pdf Download (428kB) | Pra Tinjau |
|
|
Teks
S_HKI_ 171110105_BAB I.pdf Download (271kB) | Pra Tinjau |
|
Teks
S_HKI_ 171110105_BAB II.pdf Restricted to Hanya staf repositori Download (276kB) |
||
Teks
S_HKI_ 171110105_BAB III.pdf Restricted to Hanya staf repositori Download (545kB) |
||
Teks
S_HKI_ 171110105_BAB IV.pdf Restricted to Hanya staf repositori Download (311kB) |
||
|
Teks
S_HKI_ 171110105_BAB V.pdf Download (152kB) | Pra Tinjau |
|
|
Teks
S_HKI_ 171110105_DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (224kB) | Pra Tinjau |
Abstrak
Adanya kepercayaan terahadap suatu subjek tertentu yang dianggap tinggi (transenden), maka secara otomatis keadaan psikis manusia akan diantarkan pada perasaan kagum dan takut. Inilah yang menjadi alasan manusia dapat menaruh cinta yang luar biasa, menggantungkan harapan pada suatu subjek tersebut. Selanjutnya, konsep keimanan terhadap yang sakral seperti ini dikatakan sebagai suatu sistem kepercayaan yang memaksa pemeluknya untuk meletakan segala harapan kepada entitas yang dianggapnya sakral, dan akan memunculkan sebuah ritual atau adat tertentu.. Perumusan masalahnya adalah: 1. Bagaimana kebiasaan masyarakat Kecamatan Turi melaksanakan tradisi injak telur dalan perkawinan adat Jawa? 2. Bagaimana persepsi masyarakat Kecamatan Turi terhadap tradisi injak telur dalam perkawinan adat Jawa? dan 3. Bagaimana makna profan dan sakral dalam tradisi injak telur di Kecamatan Turi terhadap perkawinan adat Jawa? Tujuan penelitian ini adalah untuk 1. Mengetahui kebiasaan masyarakat Kecamatan Turi melaksanakan tradisi injak telur dalam perkawinan adat Jawa. 2. Mengetahui persepsi masyarakat Kecamatan Turi terhadap tradisi injak telur dalam perkawinan adat Jawa, dan 3. Mengetahui makna profan dan sakral dalam tradisi injak telur di Kecamatan Turi terhadap perkawinan adat Jawa. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian kajian etnografi yang berbentuk deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode study kasus, instrument pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, penulis mendapatkan kesimpulan yaitu: Masyarakat Kecamatan Turi masih melaksanakan tradisi nenek moyangnya, karena mereka menganggap tradisi nenek moyang tidak mungkin menunjukkan kepada yang buruk dan segala sesuatu yang dijalankan selama ini adalah demi kemaslahatan bersama dan melestarikan tradisi adat jawa, Persepsi masyarakat Kecamatan Turi terhadap tradisi Injak Telur dalam pernikahan adat Jawa adalah ada dua pendapat dalam memahami dan menafsirkan tradisi Injak Telur dalam perkawinan tesebut. Yaitu ada yang menganggap bahwa tradisi tersebut harus dilakukan karena tradisi tersebut sarat akan makna dan bisa berimbas pada kehidupan mempelai di masa yang akan datang, Sedangkan sebagian masyarakat di era modern ada yang menganggap tradisi tersebut sebagai tradisi yang tidak musti dilaksanakan (profan). Dan ada yang mempercayai bahwa tradisi tersebut tidak apa-apa apabila tidak melakukannya. Tradisi tersebut membutuhkan biaya yang banyak dan bagi kalangan bawah bisa mendatangkan madharat dan kerugian ekonomi. saat ini ada yang menganggap tradisi tersebut sebagai tradisi yang tidak musti di laksanakan (profan).
Tipe Item/Data: | Skripsi/Tesis/Disertasi (Diploma atau S1) |
---|---|
Subjek: | 300 Ilmu Sosial, Sosiologi & Antropologi > 301 Sosiologi & antropologi |
Divisi: | Fakultas Syari'ah > Hukum Keluarga Islam |
User Penyetor: | Diah Sadjidin |
Tanggal Disetorkan: | 14 Des 2022 07:23 |
Perubahan Terakhir: | 14 Des 2022 07:23 |
URI: | http://repository.uinbanten.ac.id/id/eprint/10628 |
Actions (login required)
Lihat Item |