Rifa'i, Muhammad Syaekhuna Nashoruddin Hasan (2022) Analisis Makna Mendirikan Shalat dalam Penafsiran Al-Qur'an (Studi Komparatif Tafsīr Al-Misbaḥ Karya M. Quraish Shihab dengan Tafsīr Munir Karya Syekh Nawawī Al-Bantanī). Diploma atau S1 thesis, UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten.
|
Teks
S_IAT_171320103_COVER.pdf Download (114kB) | Pra Tinjau |
|
Teks
S_IAT_171320103_LAMPIRAN DEPAN.pdf Restricted to Hanya staf repositori Download (1MB) |
||
|
Teks
S_IAT_171320103_BAB I.pdf Download (297kB) | Pra Tinjau |
|
Teks
S_IAT_171320103_BAB II.pdf Restricted to Hanya staf repositori Download (340kB) |
||
Teks
S_IAT_171320103_BAB III.pdf Restricted to Hanya staf repositori Download (492kB) |
||
Teks
S_IAT_171320103_BAB IV.pdf Restricted to Hanya staf repositori Download (481kB) |
||
|
Teks
S_IAT_171320103_BAB V.pdf Download (145kB) | Pra Tinjau |
|
|
Teks
S_IAT_171320103_DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (131kB) | Pra Tinjau |
Abstrak
Shalat merupakan suatu ibadah yang harus diperhatikan baik secara dzahir maupun bathinnya. shalat dapat menuntun pelakunya untuk menjadi yang terbaik, sehingga bagi orang yang shalatnya sempurna akan tercermin dalam kehidupannya sifat-sifat mulia. Meskipun shalat merupakan kegiatan ibadah rutin, namun mayoritas umat Islam yang mengerjakan salat belum mengerti esensi dari shalat itu sendiri, bisa juga dikatakan sebenarnya belum mendirikan shalat. Realitanya, orang yang shalat itu banyak, akan tetapi tidak menegakkannya. Mereka melaksanakan salat, tetapi tidak mendirikan salat. Berkenaan dengan shalat, maka peneliti memilih ayat Al-Qur’an sebagai alat analisis dan peneliti memilih Tafsīr Al-Misbaḥ karya M. Quraish Shihab dan Tafsīr Munir Karya Syekh Nawawī Al-Bantanī untuk mengetahui secara mendalam bagaimana makna mendirikan shalat dalam penafsiran Al-Qur’an. Untuk memudahkan dalam penelitian ini maka peneliti merumuskan pokok peramasalahan yakni bagaimana mengetahui makna mendirikan shalat dalam Al-Qur’an? bagaimana M. Quraish Shihab dan Syekh Nawawī Al-Bantanī memaknai ayat tentang mendirikan sholat? bagaimana implikasi mendirikan sholat dalam kehidupan? Penelitian ini bersifat kepustakaan (library research) yaitu dengan menganalisis data primer yang digunakan peneliti yakni Tafsīr Al-Misbaḥ dan Tafsīr Munir serta berbagai literature berupa karya ilmiah yang berkaitan dengan mendirikan shalat sebagai data sekunder. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan descriptive-analisys dan separated comparative metode (perbandingan). Hasil dari penelitian ini ditemukan kesimpulan bahwa makna mendirikan sholat yang ditafsirkan oleh M. Quraish Shihab dan Syekh Nawawī Al-Bantanī terdapat persamaan dan perbedaan, dalam menjelaskan kata aqīmū, kedua mufassir ini sama-sama sepakat mengenai bahwa kata aqīmū yaitu melakukan shalat dengan sempurna dan berkesinambungan. Walaupun keduanya sama-sama sepakat, ada perbedaan penafsiran yaitu dalam menafsirkan surat al-baqarah ayat 43, Quraish Shihab menjelaskan bahwa aqīmū harus disertai dengan penghayatan yang dihadirkannya hati, sehingga sempurna rukunnya, sempurna syaratnya, sempurna khusyuknya, sempurna sunah-sunahnya. Namun, secara umum perbedaan yang jelas yaitu M. Quraish Shihab menjelaskan lebih rinci sedangkan Syekh Nawawī Al-Bantanī secara ringkas. Ditambah Corak yang digunakan oleh M. Quraish Shihab ialah menggunakan metode tahlili, menganalisis setiap lafadz dari segi aspek bahasa maupun makna, sedangkan Syekh Nawawī Al-Bantanī menggunakan corak bi al-ra’yi yang lebih khusus bernuansa sufi dan menggunakan corak bi al-riwayah.
Tipe Item/Data: | Skripsi/Tesis/Disertasi (Diploma atau S1) |
---|---|
Kata Kunci (keywords): | Shalat, M. Quraish Shihab, Syekh Nawawi al-Bantani |
Subjek: | 2x1 Al Quran dan ilmu yang terkait > 2x1.3 Tafsir Al-Quran |
Divisi: | Fakultas Ushuluddin dan Adab > Ilmu Alquran dan Tafsir |
User Penyetor: | Diah Sadjidin |
Tanggal Disetorkan: | 11 Apr 2023 07:48 |
Perubahan Terakhir: | 11 Apr 2023 07:48 |
URI: | http://repository.uinbanten.ac.id/id/eprint/10535 |
Actions (login required)
Lihat Item |