Baihaki, Marup (2015) PANDANGAN HARUN NASUTION TERHADAP MUHAMMAD ABDUH TENTANG AKAL DAN WAHYU DALAM ISLAM. Diploma atau S1 thesis, IAIN SMH Banten.
Teks
BAB I.doc Download (80kB) |
|
Teks
BAB II.docx Download (41kB) |
|
Teks
BAB III M.docx Download (55kB) |
|
Teks
BAB IV.docx Download (49kB) |
|
Teks
BAB V.doc Download (35kB) |
|
Teks
DAFTAR PUSAKA.docx Download (23kB) |
|
Teks
Pengesahan.docx Download (42kB) |
Abstrak
Sampai saat ini masih banyak dijumpai sejumlah kalangan yang berupaya untuk membatasi kerja akal, sekaligus menerima wahyu sebagai satu-satunya kebenaran. Padahal akal adalah makhluk Tuhan yang tertinggi dan akallah yang memperbedakan manusia dari binatang dan makhluk Tuhan lainnya. Perdebatan tentang akal dan wahyu atau termasuk antara sains dan agama sebanarnya bukan hal yang baru. Dalam konteks Islam, perdebatan itu melahirkan aliran-aliran ilmu kalam seperti Muktazilah, Jabariah, Qodiriah, Asy’ariah yang tidak terlepas dari perbedaan pandangan dalam menempatkan akal dan wahyu. M.Abduh sebagai seorang pembaharu dari Mesir dan Harun Nasution sebagai seorang pembaharu dari Indonesia. Mencoba merubah tatanan pemikiran yang sudah ada (menghilangkan taklid). Yaitu lebih mengutamakan akalnya dan tidak menyampingkan wahyu. Artinya jika ada ayat-ayat yang mempunyai makna yang tidak sesuai dengan akal, maka wajib bagi akal untuk menafsirkan ayat tersebut secara metaforis yaitu makna ayat tersebut disesuaikan dengan rasio. Dalam penelitian ini, dibahas tentang Pandangan Harun Nasution terhadap Muhammad Abduh tentang Akal dan Wahyu Dalam Islam. Yaitu dicari pandangan pemikiran Muhammad Abduh tentang akal dan wahyu menurut Harun Nasution serta pemikiran Harun Nasution terhadap akal dan wahyu. Deskriptif Setelah dilakukan penelitian, ternyata didapatkan hasil persamaan bahwa keduanya mengajak kepada manusia untuk melakukan penyelidikan dan penelitian berdasarkan akal terhadap benda-benda alam yang ada di depan mata. Yaitu untuk mengetahui kebesaran dan kebenaran Tuhan. Menurut M.Abduh dalam pandangan Harun Nasution, posisi akal dan wahyu adalah akal dapat mengetahui adanya Tuhan, dapat mengetahui bahwa manusia wajib beribadat dan berterima kasih kepada-Nya tetapi akal tak sanggup mengetahui semua sifat-sifat Tuhan dan tak dapat mengetahui cara yang sebaiknya beribadat kepada-Nya, wahyulah yang menjelaskan kepada akal cara beribadat dan berterima kasih kepada Tuhan. Dan akal juga tidak dapat mengetahui perincian dari kebaikan dan kejahatan. Disinilah fungsi wahyu yaitu menguatkan pendapat akal melalui sifat sakral dan absolut yang terdapat dalam wahyu.
Tipe Item/Data: | Skripsi/Tesis/Disertasi (Diploma atau S1) |
---|---|
Kata Kunci (keywords): | Wahyu, Akal, Teologi Islam |
Subjek: | 2x3 Aqaid, Aqidah, Akidah, Ilmu Kalam > 2x3.01-09 Aqaid dan ilmu kalam menurut aliran dan sekte tertentu |
Divisi: | Fakultas Ushuluddin dan Adab > Aqidah dan Filsafat Islam |
User Penyetor: | S.IPI Tsulatsiah Andi |
Tanggal Disetorkan: | 02 Mar 2017 07:22 |
Perubahan Terakhir: | 06 Mar 2017 02:56 |
URI: | http://repository.uinbanten.ac.id/id/eprint/77 |
Actions (login required)
Lihat Item |