Hotimah, Husnul Umi (2015) Konseling Keluarga dalam Upaya Menjaga Keharmonisan Pasangan Suami Istri Tanpa Anak (Studi Kasus di Desa Margagiri Kecamatan Bojonegara Kab. Serang). Diploma atau S1 thesis, UIN Sultan Maulana Hasanudin Banten.
|
Teks
lampiran depan.pdf Download (303kB) | Pra Tinjau |
|
|
Teks
SKRIPSI BURNING.pdf Download (631kB) | Pra Tinjau |
Abstrak
Ketidakhadiran anak dalam sebuah keluarga kerap kali memicu terjadinya konflik sehingga menimbulkan ketidakharmonisan dalam keluarga. Konseling keluarga diharapkan dapat membantu agar keharmonisan pasangan suami istri tanpa anak tetap terjaga. Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimana kondisi psikologis pasangan suami istri tanpa anak di Desa Margagiri ? 2) Bagaimana faktor penghambat dan pendukung pasangan suami istri tanpa anak dalam menjaga keharmonisan keluarga ? 3) Bagaimana upaya konseling keluarga dalam menjaga keharmonisan pasangan suami istri tanpa anak di Desa Margagiri ? Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui kondisi psikologis pasangan suami istri tanpa anak di Desa Margagiri. 2) Untuk mengetahui faktor penghambat dan pendukung pasangan suami istri tanpa anak dalam menjaga keharmonisan keluarga. 3) Untuk mengetahui upaya konseling keluarga dalam menjaga keharmonisan pasangan suami istri tanpa anak di Desa Margagiri. Pengumpulan data dilakukan dengan cara (penelitian lapangan), penelitian yang dilakukan secara langsung kepada responden untuk memperoleh data yang diperlukan. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data dilakukan dengan 4 cara, yaitu: observasi, wawancara, kuisioner, dan dokumentasi. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sebelum mengikuti konseling, kondisi psikologis yang dialami responden yaitu berupa sedih, cemburu atu iri kepada pasangan suami istri yang telah dikaruniai anak. Selain itu responden juga merasa cemas, terisolasi, serta marah. Mayoritas responden menyebutkan bahwa pasangan, keyakinan agama, dan lingkungan keluarga menjadi faktor pendukung keharmonisan pasangan suami istri tanpa anak. Sedangkan rasa tidak percaya diri, kurang komunikasi dan kondisi ekonomi serta lingkungan masyarakat menjadi faktor penghambat keharmonisan pasangan suami istri tanpa anak. Dengan diadakannya konseling keluarga yang peneliti lakukan kepada pasangan suami istri tanpa anak sebanyak tiga kali, hubungan suami istri tanpa anak pun terjalin lebih baik, ditandai dengan responden bersikap pasrah, saling menerima, optimis, serta saling memotivasi. Sehingga keharmonisan pasangan suami istri tanpa anak tetap terjaga.
Tipe Item/Data: | Skripsi/Tesis/Disertasi (Diploma atau S1) |
---|---|
Kata Kunci (keywords): | Konseling Keluarga, Suami, istri |
Subjek: | 100 Filsafat & Psikologi > 150 Psikologi 100 Filsafat & Psikologi > 150 Psikologi > 158 Terapan Psikologi |
Divisi: | Fakultas Dakwah > Bimbingan dan Konseling Islam |
User Penyetor: | S.IPI Tsulatsiah Andi |
Tanggal Disetorkan: | 03 Mar 2017 02:49 |
Perubahan Terakhir: | 02 Apr 2024 03:02 |
URI: | http://repository.uinbanten.ac.id/id/eprint/108 |
Actions (login required)
Lihat Item |