Hidayat, Romi (2025) Pemaknaan dan Pergeseran Nilai Tradisi Rebo Wekasan di Kecamatan Lebak Wangi dalam Perspektif Koentjaraningrat. Magister thesis, UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten.
|
Teks
T_SII_212631007_Cover.pdf Download (27kB) |
|
|
Teks
T_SII_212631007_Lampiran Depan.pdf Download (832kB) |
|
|
Teks
T_SII_212631007_BAB I.pdf Download (308kB) |
|
|
Teks
T_SII_212631007_BAB II.pdf Restricted to Hanya staf repositori Download (834kB) |
|
|
Teks
T_SII_212631007_BAB III.pdf Restricted to Hanya staf repositori Download (320kB) |
|
|
Teks
T_SII_212631007_BAB IV.pdf Restricted to Hanya staf repositori Download (1MB) |
|
|
Teks
T_SII_212631007_BAB V.pdf Download (85kB) |
|
|
Teks
T_SII_212631007_Daftar Pustaka.pdf Download (233kB) |
Abstrak
Tradisi Rebo Wekasan merupakan salah satu bentuk warisan budaya masyarakat Islam Jawa yang masih lestari hingga saat ini, termasuk di Kecamatan Lebak Wangi. Tradisi ini dipercaya sebagai bentuk ikhtiar menolak bala yang diyakini turun pada hari Rabu terakhir bulan Safar. Fenomena ini menunjukkan adanya perpaduan antara nilai-nilai keagamaan dan kebudayaan lokal yan g kaya makna. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini mencakup: bagaimana asal-usul, pelaksanaan, dan makna tradisi Rebo Wekasan di Kecamatan Lebak Wangi; bagaimana pergeseran nilai yang terjadi dalam tradisi ini; serta apa saja faktor yang memengaruhinya dalam perspektif Koentjaraningrat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologis, untuk memahami makna dan pengalaman masyarakat dalam menjalankan tradisi Rebo Wekasan. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara mendalam dengan tokoh masyarakat, tokoh agama, dan warga setempat, serta dokumentasi. Data dianalisis menggunakan teori unsur kebudayaan dari Koentjaraningrat, yang mencakup sistem religi, pengetahuan, sosial, bahasa, mata pencaharian, peralatan hidup, dan kesenian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi Rebo Wekasan di Kecamatan Lebak Wangi berakar dari ajaran para ulama terdahulu, khususnya Syekh Nawawi al-Bantani dan murid-muridnya. Tradisi ini memiliki dimensi spiritual dan sosial yang kuat, seperti shalat tolak bala, mandi Safar, dan berbagi makanan. Seiring perkembangan zaman, terjadi pergeseran makna dan praktik, seperti pengurangan unsur mistis dan penguatan pendekatan keagamaan. Faktor-faktor yang memengaruhi pergeseran ini meliputi perkembangan pendidikan, pemahaman agama, serta pengaruh modernisasi dan media. Kesimpulannya, tradisi Rebo Wekasan di Lebak Wangi tetap bertahan sebagai bentuk ekspresi budaya religius masyarakat, meski mengalami adaptasi terhadap perubahan zaman. Penelitian ini menegaskan pentingnya pelestarian tradisi lokal yang mengandung nilai-nilai kearifan, spiritualitas, dan solidaritas sosial dalam membentuk identitas budaya masyarakat.
| Tipe Item/Data: | Skripsi/Tesis/Disertasi (Magister) |
|---|---|
| Kata Kunci (keywords): | Rebo Wekasan, budaya lokal, Koentjaraningrat, fenomenologi, Lebak Wangi |
| Subjek: | 300 Ilmu-ilmu Sosial > 301 Sosiologi & Antropologi, Manusia, Masyarakat |
| Divisi: | Magister > Studi Islam Interdisipliner |
| User Penyetor: | S.Hum Prihantini Noor Akmalia |
| Tanggal Disetorkan: | 22 Sep 2025 06:49 |
| Perubahan Terakhir: | 22 Sep 2025 06:49 |
| URI: | http://repository.uinbanten.ac.id/id/eprint/17586 |
Actions (login required)
![]() |
Lihat Item |
