Ishom, Muhammad MENANAM KEMBALI MODERASI BERAGAMA UNTUK MERAJUT BINGKAI PLURALITAS HUKUM ISLAM. Teras Karsa Publisher, Jalan Pulo Harapan Indah Cengkareng Barat - DKI Jakarta. ISBN 978-623-95062-1-6
|
Teks (MENANAM KEMBALI MODERASI BERAGAMA UNTUK MERAJUT BINGKAI PLURALITAS HUKUM ISLAM)
MENANAM KEMBALI MODERASI BERAGAMA.pdf Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial. Download (3MB) | Pra Tinjau |
|
|
Teks (Peer Review)
16. Menanam Kembali Moderasi Beragama Untuk Merajut Bingkai Pluralitas Hukum Islam - Peer Review.pdf Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial. Download (147kB) | Pra Tinjau |
|
|
Teks (Similarity Index)
Similarity Index - Menanam Kembali Moderasi Beragama.pdf Download (19MB) | Pra Tinjau |
Abstrak
Fundamentalisme keberagamaan yang berpotensi pada radikalisme dan terorisme beragama, menjadi persoalan serius yang dihadapi bangsa ini. Fenomena ini terjadi disebabkan kemunculan tokoh agama dan intelektual yang instan, pragmatis, silsilah dan kapasitas keilmuan keagamaan yang tidak jelas dan berorientasi pada politik ideologi, bahkan memiliki pengaruh massa yang luar biasa melalui jejaring media sosial. Konten dan video melalui internet (website, youtube) dan media sosial (whatsapp, facebook, instagram, twitter) telah menjadikan tokoh-tokoh agama baru itu sebagai rujukan bagi keberagamaan masyarakat Indonesia. Ironisnya, tidak jarang konten narasi dan video keagamaan yang beredar berisi ujaran kebencian (hate speech), berita bohong (hoax), dan sentimen-sentimen politik identitas, semisal fanatisme agama, suku, agma, ras dan antargolongan, yang bisa mengancam keutuhan bangunan kebangsaan yang sudah disepakati bersama oleh founding fathers dan founding mothers bangsa ini. Kompleksitas kehidupan beragama saat ini menghadapi tantangan dan perubahan yang sangat ekstrem berbeda dengan masa-masa sebelumnya karena dunia 4.0 sebagai era disrupsi sehingga disrupsi keberagamaan pun tak bisa dihindari. Diperparah dengan pandemi Corona Virus Disease (COVID)-19 yang telah mengorbankan ribuan jiwa (2.429) di Indonesia, bahkan ratusan ribu (456.973) jiwa manusia di dunia (20/06/2020,Satgas Covid19.go.id). Suka atau tidak, era disrupsi digital memang mendorong lahirnya kompleksitas masyarakat dalam beragama. Akibat kedangkalan memahami sumber pengetahuan keagamaan, ada yang memahami ayat-ayat suci secara tekstual dan disertai fanatisme keagamaan, sehingga mengarah pada ekslusivisme, ekstremisme, bahkan terorisme dalam kehidupan beragama. Ada yang kebablasan menafsirkan isi kitab suci sampai tidak bisa membedakan antara ayat Tuhan dan yang bukan. Ada pula yang mempermainkan pesan- pesan Tuhan menjadi pesan pribadi yang sarat kepentingan. Semua persimpangan itu rentan menciptakan konflik yang dapat mengoyak keharmonisan kehidupan bersama. Pada positiong itu, moderasi beragama tak lagi sekadar wajib, akan tetapi sudah menjadi kebutuhan untuk diimplementasikan demi kehidupan beragama yang lebih baik.
Tipe Item/Data: | Buku |
---|---|
Kata Kunci (keywords): | Moderasi Beragama |
Subjek: | 300 Ilmu Sosial, Sosiologi & Antropologi > 340 Hukum |
Divisi: | ?? jur_htn ?? |
User Penyetor: | Ainun Najah |
Tanggal Disetorkan: | 13 Mei 2022 07:00 |
Perubahan Terakhir: | 06 Sep 2022 11:10 |
URI: | http://repository.uinbanten.ac.id/id/eprint/8550 |
Actions (login required)
Lihat Item |