Aslamiyah, Aslamiyah (2022) Ritual Mandi Kembang pada Bulan Ramadan di Desa Pontang Kabupaten Serang. Diploma atau S1 thesis, UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten.
|
Teks
Cover.pdf Download (146kB) | Pra Tinjau |
|
|
Teks
Lampiran Depan.pdf Download (323kB) | Pra Tinjau |
|
|
Teks
BAB I.pdf Download (322kB) | Pra Tinjau |
|
|
Teks
BAB II.pdf Download (245kB) | Pra Tinjau |
|
|
Teks
BAB III.pdf Download (987kB) | Pra Tinjau |
|
|
Teks
BAB IV.pdf Download (184kB) | Pra Tinjau |
|
|
Teks
BAB V.pdf Download (158kB) | Pra Tinjau |
|
|
Teks
Daftar Pustaka.pdf Download (212kB) | Pra Tinjau |
Abstrak
Ritual Mandi Kembang berasal dari perintah sesepuh, yakni nyai Turi. Beliau memerintahkan masyarakat Pontang untuk melaksanakan ritual mandi kembang pada malam hari di bulan Ramadan. Ritual mandi kembang itu dirintis pada tahun 1963 di desa Pontang dengan alasan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT sebagai pencipta alam semesta. Awalnya nyai Turi mendapat perintah dari orang tuanya untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat bahwa pada tanggal 21 Ramadan harus mengadakan ritual mandi kembang di Pontang, dan setelah itu nyai turi pun berkeliling menuju rumah ke rumah untuk menyampaikan amanah yang sudah diwasiatkan kepadanya. Setelah menyampaikan informasi, nyai Turi pun segera mengumpulkan kembang dan air tujuh rupa dari tempat yang sudah ditentukan. Awalnya hanya beberapa orang yang setuju, tetapi karena kegigihan beliau dalam menyampaikan informasi maka masyarakat pun semuanya setuju, dan akhirnya mandi kembang pun resmi ada pada bulan Ramadan tahun 1963 di Pontang. Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1). Bagaimana asal-usul ritual mandi kembang di Pontang? (2). Bagaimana pelaksanaan ritual mandi kembang di Pontang? (3). Bagaimana pandangan masyarakat Pontang terhadap ritual mandi kembang? Adapun tujuan penelitian ini adalah (1). Untuk mengetahui asal muasal ritual mandi kembang di Pontang, (2). Untuk mengetahui pelaksanaan ritual mandi kembang di Pontang, (3) Untuk mengetahui pandangan masyarakat Pontang terhadap ritual mandi kembang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kebudayaan, yang meliputi tahapan: observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berdasarkan hasil dari penelitian skripsi ini dapat disimpulkan bahwa Ritual Mandi Kembang di Pontang berdiri sejak tahun 1963 yang dipelopori oleh nyai Turi. Ritual mandi kembang dilaksanakan setiap setahun sekali sesuai dengan proses yang telah ditentukan. Adapun susunan prosesinya meliputi, mengumpulkan kembang dan air tujuh rupa, membuat obor dari bambu atau pelepah batang papaya, membuat sesajen untuk selametan, dan melakukan ritual inti yakni mandi kembang. Manfaat yang didapatkan jika melakukan mandi kembang yaitu, membuat badan terasa lebih segar dan wangi. Adapun mitos yang beredar pada ritual mandi kembang yakni, jika seseorang melakukan mandi kembang pasti akan laris. Makna yang terkandung dalam mandi kembang yaitu, kita bisa mencintai dan menghargai apapun kebudayaan yang sudah tertanam di masa lalu, asalkan kita masih bisa membentenginya dengan ketakwaan dan jangan sampai terbawa arus perubahan jaman. Nilai mandi kembang di Pontang meliputi, nilai keagamaan, nilai budaya, nilai sosial, dan nilai kesehatan.
Tipe Item/Data: | Skripsi/Tesis/Disertasi (Diploma atau S1) |
---|---|
Informasi Tambahan: | Pembimbing I: Dr. Hj. Eva Syarifah Wardah, S.Ag., M. Hum Pembimbing II: Dr. Muhammad Shoheh, M.A |
Kata Kunci (keywords): | mandi kembang, ramadan |
Subjek: | 2x6 Sosial Budaya Islam > 2x6.9 Adat Istiadat dalam Islam |
Divisi: | Fakultas Ushuluddin dan Adab > Sejarah Peradaban Islam |
User Penyetor: | S.IPI Tsulatsiah Andi |
Tanggal Disetorkan: | 06 Apr 2022 04:33 |
Perubahan Terakhir: | 25 Apr 2022 01:46 |
URI: | http://repository.uinbanten.ac.id/id/eprint/8408 |
Actions (login required)
Lihat Item |