Kewenangan Mahkamah Konstitusi dalam Pemakzulan (Impeachment) Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam UU MK No 8 Tahun 2011 Perspektif Presidensial Indonesia

Sholihah, Baqiatus (2022) Kewenangan Mahkamah Konstitusi dalam Pemakzulan (Impeachment) Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam UU MK No 8 Tahun 2011 Perspektif Presidensial Indonesia. Diploma atau S1 thesis, UIN Sultan Maulana Hasanudin Banten.

[img]
Pra Tinjau
Teks
1.COVER.pdf
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial.

Download (96kB) | Pra Tinjau
[img]
Pra Tinjau
Teks
2.Lampiran Depan.pdf
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial.

Download (477kB) | Pra Tinjau
[img]
Pra Tinjau
Teks
BAB I.pdf
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial.

Download (323kB) | Pra Tinjau
[img]
Pra Tinjau
Teks
BAB II.pdf
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial.

Download (267kB) | Pra Tinjau
[img]
Pra Tinjau
Teks
BAB III.pdf
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial.

Download (311kB) | Pra Tinjau
[img]
Pra Tinjau
Teks
BAB IV.pdf
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial.

Download (206kB) | Pra Tinjau
[img]
Pra Tinjau
Teks
BAB V.pdf
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial.

Download (88kB) | Pra Tinjau
[img]
Pra Tinjau
Teks
Daftar Pustaka Revisi.pdf
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial.

Download (100kB) | Pra Tinjau

Abstrak

Latar Belakang Masalah dari skripsi ini adalah Pada masa pemerintahan Presiden Soekarno, atau yang biasa dikenal sebagai masa pemerintahan Orde Lama. Presiden Soekarno mengalami pemakzulan. Berjalan sekitar enam tahun dari masa pemerintahannya, diawali dari peristiwa G-30-S/PKI menjadi titik awal melemahnya pengaruh politik Presiden Soekarno dan antara dampaknya, kendalinya atas MPRS merosot tajam. Puncaknya, MPRS menolak pertaggungjawaban Soekarno dan mencabut mandatnya sebagai Presiden. Pada tanggal 21 Mei 1998. Tapi tidak hanya sampai disitu, pada masa Reformasi pun masih terjadi konflik politik yang berujung pada pemberhentian Presiden. Yakni pada masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, hal ini disebabkan karena beberapa masalah yang ditimbulkan oleh Presiden Abdurrahman Wahid diantaranya, terindikasikan oleh penyalahgunaan dana Bulog dan dana Brunei Darussalam dan melakukan pergantian jabatan Kapolri Jenderal (Pol) S. Bimantoro tanpa dengan persetujuan DPR. Rumusan Masalah dari skripsi ini adalah : 1. Bagaimana kewenangan Mahkamah Konstitusi dalam Pemakzulan (Impeachment) Presiden dan/atau Wakil Presiden diIndonesia?,2.Bagaimana Dampak Pemakzulan(impeachment) di Indonesia,3.Bagaimana relevansi sistem presidensial dengan kewenangan Mahkamah Konstitusi terkait pemakzulan (impeachment) Pesiden dan/atau Wakil Presiden? Tujuan peenelitian dari skripsi ini adalah: 1. Untuk mengetahui kewenangan Mahkamah Konstitusi dalam Pemakzulan (Impeachment) Presiden di Indonesia. Untuk mengetahui Dampak Pemakzulan(impeachment) di Indonesia, 3.Untuk mengetahui relevansi sistrm presidensial dengan Kewenangan Mahkamah Konstitusi terkait pemakzulan (impeachment) Presiden dan/atau Wakil Presiden. Metodologi Penelitian dalam penulisan ini adalah metode kualitatif yang bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan yuridis normative yaitu pendekatan melalui perundangan-undangan(statue approach). Adapun data yang digunakan adalah yaitu berasal dari data primer dan sekunder dengan teknik pengumpulan data melalui studi dokumen dan kepustakaan(library research). Dari penelitian ini dapat disimpulkan : 1. Kewenangan Mahkamah Konstitusi dalam pemakzulan (Impeachment) Presiden dan/atau Wakil Presiden di Indonesia dengan batasan yang jelas sebagai bentuk penghormatan atas konstitusionalisme yang telah diatur dalam UU MK No 8 tahun 2011. Mahkamah Konstitusi bertugas menerima permohonan dari DPR terkait pemakzulan (impeachment) Presiden dan/atau Wakil Presiden, membuktikan dan memutuskan apakah Presiden dan/atau Wakil Presiden melanggar konstitusi atau tidak.2. Dampak terjadinya pemakzulan (impeachment) di Indonesia, sangat berdampak terhadap sosial politik dan berjalannya ketatanegaraan di Indonesia. Pembatasan isi kekuasaan presiden melalui adanya peraturan mengenai impeachment mempunyai pengaruh terhadap sistem ketatanegaraan yaitu dengan semakin memperkuat sistem pemerintahan presidensial. Dan pada praktiknya terjadi hubungan saling mengawasi dan mengimbangi antar cabang kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif. 3. Relevansi sistem presidensial dengan kewenangan Mahkamah Konstitusi terkait pemakzulan (impeachment) Pesiden dan/atau Wakil Presiden masih sangat relevan terhadap sistem ketatanegaraan di Indonesia dan itu terlihat dari tidak adanya amandemen UU MK terkait pemakzulan (impeachment) hingga saat ini.

Tipe Item/Data: Skripsi/Tesis/Disertasi (Diploma atau S1)
Subjek: 300 Ilmu Sosial, Sosiologi & Antropologi > 340 Hukum
Divisi: Fakultas Syari'ah > Hukum Tata Negara
User Penyetor: M.Pd artina Subhan
Tanggal Disetorkan: 16 Mar 2022 04:52
Perubahan Terakhir: 01 Apr 2024 03:47
URI: http://repository.uinbanten.ac.id/id/eprint/8224

Actions (login required)

Lihat Item Lihat Item

      is powered by EPrints 3 which is developed by the Islamic Institutional Repository UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten. More information and software credits.