Tinjauan Hukum Islam Dan Hukum Positif Terhadap Praktek Gadai Adat yang digadaikan Lagi (Studi Kasus Gadai Adat Desa Kosambi Dalam Kecamatan Mekar Baru Kabupaten Tangerang)

Kulsum, Umi (2020) Tinjauan Hukum Islam Dan Hukum Positif Terhadap Praktek Gadai Adat yang digadaikan Lagi (Studi Kasus Gadai Adat Desa Kosambi Dalam Kecamatan Mekar Baru Kabupaten Tangerang). Diploma atau S1 thesis, UIN SMH BANTEN.

[img]
Pra Tinjau
Teks
1. COVER.pdf
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial.

Download (43kB) | Pra Tinjau
[img]
Pra Tinjau
Teks
2. LAMPIRAN DEPAN.pdf
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial.

Download (431kB) | Pra Tinjau
[img]
Pra Tinjau
Teks
BAB I.pdf
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial.

Download (453kB) | Pra Tinjau
[img] Teks
BAB II.pdf
Restricted to Hanya user terdaftar
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial.

Download (198kB)
[img] Teks
BAB III.pdf
Restricted to Hanya user terdaftar
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial.

Download (488kB)
[img] Teks
BAB IV.pdf
Restricted to Hanya user terdaftar
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial.

Download (335kB)
[img]
Pra Tinjau
Teks
BAB V.pdf
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial.

Download (155kB) | Pra Tinjau
[img]
Pra Tinjau
Teks
DAFTAR PUSTAKA.pdf
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial.

Download (225kB) | Pra Tinjau

Abstrak

Nama: Umi Kulsum, NIM: 161130005, Judul Skripsi: “Tinjauan Hukum Islam Dan Hukum Positif Terhadap Praktek Gadai Adat yang digadaikan Lagi (Studi Kasus Gadai Adat Desa Kosambi Dalam Kecamatan Mekar Baru Kabupaten Tangerang)”. Gadai merupakan salah satu transaksi tolong menolong yang sering terjadi di masyarakat. Praktek Gadai adat yang terjadi di masyarakat Desa Kosambi Dalam Kecamatan Mekar Baru Kabupaten Tangerang, mensyaratkan barang yang di Gadaikan harus mempunyai nilai sesuai dengan utang yang dipinjam, apabila rahin tidak mengembalikan utangnya kepada murtahin sedangkan murtahin membutuhkan uang yang nominalnya tidak sedikit maka marhun digadaikan lagi oleh murtahin tanpa sepengetahuan rahin. Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1). Bagaimana praktek gadai yang digadai lagi di Desa Kosambi Dalam Kecamatan Mekar Baru Kabupaten Tangerang. 2). Bagaimana menurut Hukum Islam terhadap praktek gadai yang digadai lagi. 3). Bagaimana menurut Hukum Positif terhadap praktek gadai yang digadai lagi. Penelitian ini bertujuan untuk: 1). Untuk mengetahui praktek gadai yang digadai ladi di Desa Kosambi Dalam Kecamatan Mekar Baru Kabupaten Tangerang. 2). Untuk mengetahui menurut Hukum Islam terhadap praktek gadai yang digadai lagi. 3). Untuk mengetahui menurut Hukum Positif terhadap praktek gadai yang digadai lagi. Untuk melakukan penelitian dan mencari data skripsi ini, penulis menggunakan penelitian lapangan (field reseach) dan menggunakan metode deskriptif. Adapun langkah-langkah penelitian yang ditempuh adalah penelitian lokasi, pengumpulan data, penentuan sumber data, serta pengolahan data. Adapun cara menghimpun datanya adalah studi kasus, yaitu observasi, wawancara dengan penggadai dan masyarakat Desa Kosambi Dalam, studi dokumen dan bahan pustaka yang sesuai dengan pembahasan skripsi. Kesimpulan 1). Gadai yang terjadi di Desa Kosambi Dalam dimana akad yang dilakukan antara rahin dan murtahin tidaklah dibuat secara tertulis melainkan hanya menggunakan ucapan saja sehingga tidak ada bukti hitam di atas putih serta tidak dijelaskan batas waktu Gadai, sehingga ada beberapa warga yang menyalah gunakan hal tersebut, yang menyebabkan murtahin menggadaikan lagi tanah sawah milik rahin tanpa sepengetahuan rahin. 2). Dalam pandangan Hukum Islam mengenai barang gadai yang digadai lagi tidak sah karna tidak sesuai dengan syarat gadai, dimana dalam syarat gadai menjelaskan bahwa barang yang dijadikan jaminan itu harus hak milik seutuhnya rahin namun pada prakteknya murtahin I menggadaikan barang jaminan rahin kepada murtahin II tanpa sepengetahuan rahin hal tersebut sama saja seperti mendzolimi orang lain. 3). Sedangkan menurut Hukum Positif mengenai barang gadai yang digadaikan lagi tidak boleh, karean sudah jelas dalam Pasal 1154 KUH Perdata menegaskan bahwa Dalam debitur tidak mampu memenuhi kewajibannya, maka kreditur tidak diperkenankan mengalihkan barang yang digadaikan itu menjadi miliknya, karena barang yang dijadikan jaminan oleh debitur hanyalah sebagai jaminan utangnya terhadap kreditur bukan pemindahan hak kekuasaan suatu barang.

Tipe Item/Data: Skripsi/Tesis/Disertasi (Diploma atau S1)
Subjek: 2x4 Fiqh > 2x4.2 Muamalah > 2x4.28 Perbandingan hukum Islam dengan hukum di bidang muamalat
300 Ilmu Sosial, Sosiologi & Antropologi > 340 Hukum
Divisi: Fakultas Syari'ah > Hukum Ekonomi Syari'ah
User Penyetor: M.Pd artina Subhan
Tanggal Disetorkan: 17 Nov 2020 06:43
Perubahan Terakhir: 17 Nov 2020 06:43
URI: http://repository.uinbanten.ac.id/id/eprint/5859

Actions (login required)

Lihat Item Lihat Item

      is powered by EPrints 3 which is developed by the Islamic Institutional Repository UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten. More information and software credits.