Identity Contested Cultural Resilience in the Midst of Islamization of Politics

Pribadi, Yanwar (2018) Identity Contested Cultural Resilience in the Midst of Islamization of Politics. Al-Jāmi‘ah: Journal of Islamic Studies, Vol. 5. pp. 1-280. ISSN 0126-012X (p); 2356-0912 (e)

[img]
Pra Tinjau
Teks
Yanwar Pribadi Al Jamiah 2018.pdf
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial.

Download (605kB) | Pra Tinjau
[img]
Pra Tinjau
Teks
Peer Review - Identity Contested.pdf

Download (843kB) | Pra Tinjau
[img]
Pra Tinjau
Teks (Similarity Index)
IDENTITY CONTESTED Cultural Resilience in the Midst of Islamization of Politics.pdf

Download (4MB) | Pra Tinjau
[img]
Pra Tinjau
Teks (Bukti Korespondensi)
4. Yanwar Pribadi Al Jamiah 2018.pdf.pdf

Download (326kB) | Pra Tinjau

Abstrak

Local-level leaders in contemporary Indonesia have involved in the country’s turbulent politics. The regent of Purwakarta (2008-2018), Dedi Mulyadi, employed, for the most part, culture-based political preferences develop his territory. In doing so, he frequently encountered with various forms of Islamization of politics, hindering his strategies to reach his individual goals, to display his socio-political identity, and to socio-culturally empower cultural resilience. The regent appeared to challenge rampant Islamization of politics by “waging the war” against Islamist groups in the name of Sundanese indigenous culture. This paper seeks to explore recent developments of the relationships between Islam and local culture in Indonesia with the case study of Purwakarta in particular and West Java in general, and how a local-level leader was able to optimize his potentials to empower cultural resilience in the midst of Islamization of politics. This paper also investigates the complex landscape of these relationships in an effort to map out the various forces at play and shows that by investigating the interplay between religion, culture, and other entities, a key driver local level played pivotal roles in his ways of defining ethnic identity, creating authority, and empowering cultural resilience. [Terdapat beberapa pemimpin daerah terlibat dalam dinamika politik nasional dewasa ini. Dedi Mulyadi, Bupati Purwakarta periode 2008-2018, termasuk salah satunya yang membangun daerah dengan berbasis pada budaya lokal. Bersamaan dengan itu, ia sering berhadapan dengan sejumlah gerakan Islam politik yang menghambat tujuannya dalam mempertahankan identitas sosio-politik dan memberdayakan ketahanan budaya lokal. Sang bupati tampil dengan identitas budaya lokal Sunda dalam rangka menghadapi tantangan Islamisasi politik dari kelompok-kelompok Islamis yang ‘mengobarkan perang’ kemana mana. Tulisan ini membahas perkembangan terkini hubungan antara Islam dan budaya lokal di Indonesia, dengan studi kasus di Purwakarta pada khususnya, dan Jawa Barat pada umumnya, serta bagaimana pemimpin daerah mampu memaksimalkan kemampuannya dalam mempertahankan budaya lokal di tengah arus Islamisasi politik. Tulisan ini juga menginvestigasi kompleksitas konteks hubungan-hubungan tersebut dalam usaha memetakan kekuatan yang bermain dan menunjukkan bahwa dengan menginvestigasi kaitan yang tumpang tindih antara agama, budaya, dan entitas-entitas lainnya, seorang penggerak di tingkat lokal memainkan peran penting dalam mendefinisikan identitas etnis, penciptaan otoritas, serta memberdayakan ketahanan budaya lokal.]

Tipe Item/Data: Artikel
Kata Kunci (keywords): Identity politics; cultural resilience; Islamization of politics; Dedi Mulyadi; Purwakarta; Sundanese
Subjek: 2x0 ISLAM (Umum) > 2x0.02 Islam dan Ilmu Pengetahuan
User Penyetor: S.IPI Tsulatsiah Andi
Tanggal Disetorkan: 26 Aug 2020 06:42
Perubahan Terakhir: 25 Mar 2024 03:35
URI: http://repository.uinbanten.ac.id/id/eprint/5465

Actions (login required)

Lihat Item Lihat Item

      is powered by EPrints 3 which is developed by the Islamic Institutional Repository UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten. More information and software credits.