Jilbab dalam Perspektif Alquran (Studi Komparatif Tafsīr Fī Ẓilāl al-Qur‟ān dan AlMisbah)

Hidayat, Usman (2019) Jilbab dalam Perspektif Alquran (Studi Komparatif Tafsīr Fī Ẓilāl al-Qur‟ān dan AlMisbah). Diploma atau S1 thesis, UIN SMH BANTEN.

[img]
Pra Tinjau
Teks (FULL SKRIPSI)
JILBAB DALAM PERSPEKTIF ALQURAN.pdf
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial.

Download (1MB) | Pra Tinjau

Abstrak

Nama : Usman Hidayat, NIM: 133200206, Judul Skripsi: Jilbab dalam Perspektif Alquran (Studi Komparatif Tafsīr Fī Ẓilāl al-Qur‟ān dan AlMisbah), Jurusan: Ilmu Alquran dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin dan Adab, Tahun 2018 M/ 1439 H. Jilbab merupakan pakaian yang diwajibkan oleh Allah kepada wanita Muslimah. Dalam Alquran terdapat dalil-dalil yang berkaitan dengan jilbab. Namun dalam memahami Alquran, mufasir berbeda pendapat tentang hukum jilbab. Dalam hal ini penulis mengambil tokoh mufasir Sayyid Quṭb dan M. Quraish Shihab. Karena kedua tokoh tersebut yang penulis anggap mempunyai pemahaman yang berbeda dalam menafsirkan ayat tentang jilbab. Dalam Skripsi ini penulis mengambil dua tokoh yang berbeda pandangan tentang hukum jilbāb. Yaitu Sayyid Quṭb Ibrāhīm Husain Syażilī dan Muhammad Quraish Shihab. Dalam karya ilmiah ini terdapat rumusan masalah. Pertama, Bagaimana Penafsiran Sayyid Quṭb dan M. Quraish Shihab terhadap Ayat tentang jilbab?. Kedua, Bagaimana Persamaan dan Perbedaan Sayyid Quṭb dan M. Quraish Shihab Dalam Menafsirkan Ayat tentang Jilbab?. Ketiga, bagaimana Kontekstualisasi Jilbab di Masa Kini?. Metode penelitian karya ilmiah ini adalah studi komparatif dimana penulis mula-mula mengemukakan penafsiran-penafsiran Sayyid Quṭb dan M. Quraish Shihab tentang ayat jilbab, kemudian membandingkan penafsiran dari kedua mufasir untuk mengetahui persamaan dan perbedaan dari keduanya dalam menafsirkan ayat jilbab. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, menurut Sayyid Quṭb perempuan diwajibkan memakai jilbab dengan ketentuan menutup seluruh tubuhnya selain muka dan telapak tangan. karena sebagai pembeda antara wanita budak dan wanita merdeka. Sedangkan M. Quraish Shihab memiliki pandangan sebaliknya, jilbab merupakan suatu adat kebiasaan suatu daerah, dan tidak boleh dipaksakan pada daerah lain. Quraish Shihab Berbeda dengan mufasir lainnya. M. Quraish Shihab memiliki pandangan bahwa ayat tentang jilbab tidak memerintahkan wanita Muslimah untuk memakai jilbab, karena ketika itu sebagian dari mereka telah memakainya, hanya saja cara memakainya belum mendukung apa yang dikehendaki ayat ini. Ini berarti mereka telah memakai jilbab tetapi belum mengulurkannya. Kontekstualitas jilbab di masa kini, jilbab sudah dijadikan budaya, seiring dengan budaya Islam yang sudah mengakar di masyarakat. Kemudian masyarakat pada masa kini, khususnya di Indonesia, mereka berjilbab, tetapi hanya sebatas penutup kepala, hanya dijadikan perhiasan semata, dengan menampakkan aksesorisaksesorisnya agar terlihat modis kalaupun ada yang menutup rapat bagian atas mereka tetapi membiarkan aurat-aurat yang lain terbuka.

Tipe Item/Data: Skripsi/Tesis/Disertasi (Diploma atau S1)
Subjek: 2x1 Al Quran dan ilmu yang terkait > 2x1.1 Ilmu-ilmu Al-Quran
Divisi: Fakultas Ushuluddin dan Adab > Ilmu Alquran dan Tafsir
User Penyetor: M.Pd artina Subhan
Tanggal Disetorkan: 19 Jul 2019 02:51
Perubahan Terakhir: 19 Jul 2019 02:51
URI: http://repository.uinbanten.ac.id/id/eprint/4176

Actions (login required)

Lihat Item Lihat Item

      is powered by EPrints 3 which is developed by the Islamic Institutional Repository UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten. More information and software credits.