Hak Asuh Anak yang Belum Mumayiz kepada Ibu Non Muslim dan Implikasinya terhadap Kedudukan Anak (Studi Komparatif Mazhab Syafi’i dan Mazhab Maliki)

Rohati, Rohati (2023) Hak Asuh Anak yang Belum Mumayiz kepada Ibu Non Muslim dan Implikasinya terhadap Kedudukan Anak (Studi Komparatif Mazhab Syafi’i dan Mazhab Maliki). Diploma atau S1 thesis, UIN Sultan Maulana Hasanudin Banten.

[img] Teks
S_HKI_191110111_Cover.pdf

Download (167kB)
[img] Teks
S_HKI_191110111_Lampiran Depan.pdf

Download (576kB)
[img] Teks
S_HKI_191110111_Bab I.pdf

Download (417kB)
[img] Teks
S_HKI_191110111_Bab II.pdf
Restricted to Hanya staf repositori

Download (449kB)
[img] Teks
S_HKI_191110111_Bab III.pdf
Restricted to Hanya staf repositori

Download (566kB)
[img] Teks
S_HKI_191110111_Bab IV.pdf
Restricted to Hanya staf repositori

Download (589kB)
[img] Teks
S_HKI_191110111_Bab V.pdf

Download (204kB)
[img] Teks
S_HKI_191110111_Daftar Pustaka.pdf

Download (190kB)

Abstrak

Hadhanah (hak asuh anak) adalah kegiatan mengasuh, mendidik dan memelihara anak, hak asuh anak dalam pandangan islam menduduki satu dari beberapa konsep perwalian yang sudah jelas aturannya, terlebih sejak dalam rahim ibunya ia telah memiliki ahliyah wujub naqishah yaitu kepantasan untuk mempunyai hak-hak. Janin berhak memiliki warisan, waqaf, dan lain lainya semasih ia memiliki nasab orang tuanya. Hak hak tersebut berlaku secara efektif bilamana ia telah lahir. Perumusan masalah dari penelitian ini adalah:1.) Bagaimana pandangan Mazhab Syafi’i dan Mazhab Maliki terhadap Hak asuh anak yang belum mumayiz kepada ibu Non Muslim?, 2.)Bagaimana Istinbath atau metode Mazhab Syafi’i dan Mazhab Maliki terhadap hak asuh anak yang belum Mumayyiz kepada ibu yang Non Muslim dan Implikasinya terhadap kedudukan anak? Tujuan penelitian penelitian ini adalah: Untuk mengetahui pebedaan pandangan Antara Mazhab Syafi’i dan Mazhab Maliki dan mengetahui Istinbat atau Metode apa yang di pakai oleh Masing masing Mazhab serta menganalisis lebih jauh Implikasi kedudukan terhadap hak asuh anak kepada ibu yang Non Muslim Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode penelitian kualitatif yang bersifat Study Empiris, dalam metode ini, peneliti cenderung menggunakan analisis-analisis yang bersifat deskriftif yang di bagi menjadi 2 komponen yakni sebagai berikut: a.) Analisis primer Analisis primer adalah analisis yang di gunakan sebagai patokan argumentative dengan dasar dari pandangan Mazhab Maliki dan Mazhab Syafi’i yang di jadikan patokan untuk analisis argumentative pada pembahasan ini, b.) Analisis sekunder Analisis sekunder adalah sebuah analisis argumentatif yang di gunakan sebagai referensi argumentative, sebagai penopang pembahasan melalui analisis kontradiksi antara argumentasi analisis primer dan sekunder yang di dasari oleh berbagai macam Jurnal, skripsi terdahulu KHI (kompilasi hukum Islam), UUD dan pendapat para ulama. Dari kedua komponen analisis di atas, selanjutnya mencari perbedaan antara argumentasi primer maupun sekunder, dan perbedaan itulah timbul permasalah yang harus di pecahkan. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan: Dalam pembahasan hak asuh anak persefektif Mazhab Maliki & Mazhab Syafi’i, dapat di simpulkan pula bahwa, hak asuh anak menjadi hal yang serius untuk di perhatikan, karena nya dengan demikian Imam Syafi’i mensyaratkan agama sebagai salah satu syarat hak asuh anak, karena pada sejatinya orang Muslim tidak berhak untuk di pimpin oleh orang Non Muslim, sekalipun dalam keluarga tersebut tidak terdapat orang Muslim untuk mengasuhnya, maka Kafir Zimmi lebih berhak untuk mengasuhnya, dengan alasan bahwa kafir zimmi adalah kafir yang di lindungi oleh kaum Muslim. Terkait dengan Istinbath Imam Maliki berpendapat bahwa, hanya Allah lah yang dapat memberikan hidayah serta petunjuknya dalam keridhoan dan hanya 3 wilayah yang berhak untuk di berikan hak asuhnya seperrti Wilayah menjaga Harta Wilayah menjaga Kesehatan dan wilayah menjaga kasih sayang, bila mana ibu mengajarkan prinsip agamanya, maka secara otomatis hak asuhnya pun sudah gugur, namun bila Istinbath Mazhab Syafi’i, tidak ada jalan keridhoan untuk orang yang kafir dan segala bentuk yang berkaitan dengan Akidah akan terus di teguhkan Selanjutnya dalam kesimpulan ini, penulis berpendapat bahwa, hal yang paling relevan untuk di lakukan ialah metode Imam Syafi’i, karena di Indonesia notabene bermazhab Syafi’i maka segala bentuk permasalahan Hak asuh anak harus menuju kepada Mazhab Maliki, sebagai Implementasi menjaga keluarga dari api neraka.

Tipe Item/Data: Skripsi/Tesis/Disertasi (Diploma atau S1)
Kata Kunci (keywords): Hak asuh anak, mumayyiz, istinbath, implikasi
Subjek: 2x4 Fiqh > 2x4.3 Hukum Perkawinan / Munakahat > 2x4.37 Menyusui dan mengasuh/memelihara anak
Divisi: Fakultas Syari'ah > Hukum Keluarga Islam
User Penyetor: S.S.I Fadhilah NH
Tanggal Disetorkan: 27 Aug 2025 03:24
Perubahan Terakhir: 27 Aug 2025 03:24
URI: http://repository.uinbanten.ac.id/id/eprint/17433

Actions (login required)

Lihat Item Lihat Item

      is powered by EPrints 3 which is developed by the Islamic Institutional Repository UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten. More information and software credits.