Yuniar, Sara (2024) Insan Kamil dalam Perspektif Ajaran Martabat Tujuh Kiai Muhammad Santri. Diploma atau S1 thesis, UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten.
Teks
S_AFI_201310032_Cover.pdf Download (101kB) |
|
Teks
S_AFI_201310032_Lampiran Depan.pdf Download (684kB) |
|
Teks
S_AFI_201310032_Bab I.pdf Download (331kB) |
|
Teks
S_AFI_201310032_Bab II.pdf Restricted to Hanya staf repositori Download (438kB) |
|
Teks
S_AFI_201310032_Bab III.pdf Restricted to Hanya staf repositori Download (561kB) |
|
Teks
S_AFI_201310032_Bab IV.pdf Restricted to Hanya staf repositori Download (1MB) |
|
Teks
S_AFI_201310032_Bab V.pdf Download (324kB) |
|
Teks
S_AFI_201310032_Daftar Pustaka.pdf Download (271kB) |
Abstrak
Pada dasarnya manusia adalah makhluk Allah yang memiliki kesempurnaan dan keunggulan dari pada makhluk Allah yang lainnya, meskipun kesempurnaan itu hanya milik Allah semata. Namun kesempurnaan manusia dari sisi pencipta-Nya telah dituliskan dalam Al-Qur’an yakni dalam Surah At-Tin ayat 4. Untuk mencapai derajat Insān Kāmil memang tidak mudah, namun setiap manusia memiliki kesempatan untuk mencapai derajat Insān Kāmil jika Allah sudah berkehendak tidak ada yang mustahil, meskipun memang sosok Insān Kāmil itu sejatinya ada pada Nabi Muhammad Saw. Menurut Kiai Santri manusia yang sudah mencapai derajat Insān Kāmil dapat melakukan taraqi dan tanazul, dan Kiai Santri juga mencontohkan sosok Insān Kāmil itu ada pada Nabi Muhammad Saw. Berdasarkan pada latar belakang diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana konsep Insān Kāmil dalam ajaran martabat tujuh Kiai Muhammad Santri dan tujuan urgensi mencapai derajat Insān Kāmil di Era Modern. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kepustakaan (library research) di mana dalam suatu riset menggunakan sumber pustaka untuk memperoleh data dan hanya menggunakan bahan-bahan pustaka tanpa melakukan riset lapangan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa Insān Kāmil itu manusia yang sempurna dalam artian syariat, hakikat tharῑqahnya sudah menjadi praktik yang terintegral. Secara ruhani dia sudah merasakan pengalaman-pengalaman ruhani, secara ilmu dia sudah merasakan pemahaman soal ilmu dan shuhūd mushāhadah dengan benar. Konsep insān kāmil ini memang perlu diterapkan untuk mencegah terjadinya degradasi moralitas dalam masyarakat apalagi pada era modern ini sebagai bentuk pola pembangunan karakter dan moralitas serta spiritualitas pada diri masyarakat modern sehingga terciptanya kehidupan yang lebih baik dan tentram jiwa di dunia dan di akhirat, dengan keseimbangan pengetahuan jasmani dan pengetahuan ruhani atau spiritual.
Tipe Item/Data: | Skripsi/Tesis/Disertasi (Diploma atau S1) |
---|---|
Kata Kunci (keywords): | Insan kamil, tasawuf, martabat tujuh, Kiai Muhammad Santri |
Subjek: | 2x7 Filsafat dan perkembangannya > 2x7.1 Falsafah |
Divisi: | Fakultas Ushuluddin dan Adab > Aqidah dan Filsafat Islam |
User Penyetor: | S.S.I Fadhilah Nurinsani Hidayat |
Tanggal Disetorkan: | 10 Des 2024 03:53 |
Perubahan Terakhir: | 10 Des 2024 03:53 |
URI: | http://repository.uinbanten.ac.id/id/eprint/15932 |
Actions (login required)
Lihat Item |