Alfarezi, Ilham (2024) مفهوم كلمة امرأة في القرآن (دراسة دلالية توشيهيكو إيزوتسو). Diploma atau S1 thesis, UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten.
|
Teks
S_BSA_201360047_Cover.pdf Download (430kB) | Pra Tinjau |
|
|
Teks
S_BSA_201360047_Lampiran Depan.pdf Download (1MB) | Pra Tinjau |
|
|
Teks
S_BSA_201360047_BAB I.pdf Download (980kB) | Pra Tinjau |
|
Teks
S_BSA_201360047_BAB II.pdf Restricted to Hanya staf repositori Download (713kB) |
||
Teks
S_BSA_201360047_BAB III.pdf Restricted to Hanya staf repositori Download (880kB) |
||
Teks
S_BSA_201360047_BAB IV.pdf Restricted to Hanya staf repositori Download (984kB) |
||
|
Teks
S_BSA_201360047_BAB V.pdf Download (579kB) | Pra Tinjau |
|
|
Teks
S_BSA_201360047_Daftar Pustaka.pdf Download (686kB) | Pra Tinjau |
Abstrak
Dalam penelitian ini, peneliti membahas mengenai makna kata imra'ah dalam al-Qur’an. Data yang digunakan adalah ayat-ayat al-Qur’an yang berbicara secara langsung mengenai imra'ah. Penelitian ini menggunakan pendekatan semantik Toshihiko Izutsu, yang pada intinya ingin menemukan makna kata dengan memperhatikan kesejarahan makna kata tersebut, sehingga membangun konsep tentang kata itu dalam benak manusia. Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Apa makna leksikal dan makna relasional kata imra'ah dalam al-Qur'an menurut Toshihiko Izutsu ? 2) Apa makna sinkronik dan diakronik kata imra'ah dalam al-Qur'an menurut Toshihiko Izutsu ? 3) Apa Welthanschaung kata imra'ah dalam al-Qur'an menurut Toshihiko Izutsu? Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif yang mana metode kualitatif ini dibatasi oleh hakikat fakta-fakta sosial. Artinya, fakta sosial adalah fakta-fakta sebagaimana ditafsirkan oleh subjek. Hasil penelitian menunjukan bahwa Kata Imra'ah memiliki makna dasar perempuan. Secara sintagmatik, kata imra'ah senantiasa melingkupi dua makna, yaitu: yang makna perempuan dari segi makna leksikal nya dan istri dari segi makna relasional nya. Secara paradigmatik kata imra'ah menjalin hubungan sinonimitas dengan kata an-nisa, dan al-untsa. Sedangkan hubungan antonimitas kata imra'ah adalah dengan rajul dan dzakar yaitu laki-laki. Kata ini pada masa pra Qur’anik dipahami dengan makna merendahkan suara dari laki-laki. Sedangkan di masa Qur’anik, kata ini dikonsepsikan dengan makna perempuan dan istri disesuaikan dengan karakter dan sifatnya. Kemudian pada masa pasca Al-Qur'an kata imra'ah memiliki makna baru yaitu kampung dan pembantu yang mana disesuaikan dengan situasi dan kondisi perempuan di masa sekarang. Dengan demikian, secara semantik, kata imra'ah bermakna sebagai seseorang yang memiliki sifat dan karakter yang berubah sesuai dengan situasi dan kondisinya.
Tipe Item/Data: | Skripsi/Tesis/Disertasi (Diploma atau S1) |
---|---|
Subjek: | 400 Bahasa > 490 Bahasa lainnya > 492 Afro-Asiatik bahasa; bahasa Semit |
Divisi: | Fakultas Ushuluddin dan Adab > Bahasa dan Sastra Arab |
User Penyetor: | S.Hum Prihantini Noor Akmalia |
Tanggal Disetorkan: | 22 Apr 2024 03:45 |
Perubahan Terakhir: | 22 Apr 2024 03:45 |
URI: | http://repository.uinbanten.ac.id/id/eprint/14501 |
Actions (login required)
Lihat Item |