Muslihah, Eneng (2016) Prosiding Seminar Nasional Peran Pengasuhan Anak Raudhatul Atfal Dalam Membangun Karakter Bangsa. Prosiding Seminar Nasional, Cet, 1. iii-120. ISSN /ISBN 978-602-340-027-0
|
Teks
01 - Prosiding PGRA - Cover.pdf Download (165kB) | Pra Tinjau |
|
|
Teks
02 - Prosiding PGRA - Kata Pengantar.pdf Download (86kB) | Pra Tinjau |
|
|
Teks
03 - Prosiding PGRA - Daftar Isi.pdf Download (91kB) | Pra Tinjau |
|
|
Teks
04 - Prosiding PGRA - Fattah Hidayat.pdf Download (99kB) | Pra Tinjau |
|
|
Teks
05 - Prosiding PGRA - Umayah.pdf Download (158kB) | Pra Tinjau |
|
|
Teks
06 - Prosiding PGRA - Suwardie.pdf Download (161kB) | Pra Tinjau |
|
|
Teks
07 - Prosiding PGRA - Supriyantiningsih.pdf Download (185kB) | Pra Tinjau |
|
|
Teks
08 - Prosiding PGRA - Achmad Tohe.pdf Download (215kB) | Pra Tinjau |
|
|
Teks
09 - Prosiding PGRA - Difla Nadjih.pdf Download (276kB) | Pra Tinjau |
|
|
Teks
10 - Prosiding PGRA - Nudjidin.pdf Download (204kB) | Pra Tinjau |
|
|
Teks
11 - Prosiding PGRA - Ahmad Zain Sarnoto.pdf Download (176kB) | Pra Tinjau |
|
|
Teks
12 - Prosiding PGRA - Moh. Bisri.pdf Download (162kB) | Pra Tinjau |
|
|
Teks
13 - Prosiding PGRA - Muthmainnah.pdf Download (427kB) | Pra Tinjau |
Abstrak
Isi Abstrak dari 10 Artkel : PENGASUHAN EFEKTIF ANAK USIA DINI Pengasuhan orang tua merupakan suatu tindakan untuk mengarahkan anak menjadi seseorang yang baik. Kewajiban orang tua dalam mengasuh anak meliputi pemberian kasih sayang, perhatian, dan sikap untuk mendidik dan memberikan stimulus dalam perkembangan anak. Peranan orang tua sangat penting untuk menentukan bagaimana cara yang tepat dalam mengatasi permasalahan yang ada dalam sebuah keluarga. Pengasuhan orang tua mempunyai gaya-gaya tertentu, terdapat empat bentuk utama gaya pengasuhan Pola asuh otoriter, Pengasuhan yang otoritatif, Pengasuhan yang permissiveindifferent, Pengasuhan yang permissive indulgent. PENDIDIKAN KARAKTER ISLAM PERSPEKTIF HOS TJOKROAMINOTO HOS Tjokroaminoto adalah legenda Syarikat Islam dan guru bangsa. Ia telah memberikan dasar-dasar pendidikan karakter bangsa terutama bagi lembaga pendidikan Islam di Indonesia. Eksplorasi dalam tulisan ini menyimpulkan, tujuannya membentuk muslim pemimpin bangsa yang bertaqwa kepada Tuhan YME, sekaligus menguasai Ipteks sehingga dapat tercapai pembangunan manusia seutuhnya, lahir dan batin, atau menurut terminologi Al Quran Baldatun Thoyyibatun wa Robbun Ghafuur, yaitu sebuah Negara dengan masyarakat adil dan makmur yang diridhoi Allah SWT. PERSPEKTIF PENGEMBANGAN KURIKULUM, PERAN GURU DALAM PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER Pendidikan karakter adalah pendidikan yang baik sebagai bentuk tindakan pencegahan yang utama bagi resiko perilaku buruk dan juga dapat membangun karakter yang positif. Keefektifan pendidik merupakan upaya peningkatan akan metode evaluasi terhadap peran pendidik. Colker merumuskan 12 karakteristik pendidik efektif bagi anak usia dini yang didasarkan pada kombinasi antara pengetahuan (knowledge), kemampuan (skill), dan karakteristik personal (characteristic) yang diungkapkan oleh Katz antara lain: (1) passion pada anakanak dan mengajar; (2) tekun (perseverance); (3) berani mengambil resiko; (4) pragmatis; (5) sabar, (6) fleksibel; (7) hormat (respect); (8) kreatif, (9) otentik, (10) menyukai belajar (love of learning); (11) berenergi tinggi (high energy); (12) memiliki selera humor. TUBUH SEBAGAI LOKUS PENDIDIKAN ANAK Secara tradisional, dualitas antara pikiran dan tubuh menjadi pandangan yang dipegangi banyak orang, termasuk kalangan akademis. Pandangan demikian biasanya mengasumsikan bahwa pikiran memegang peranan yang lebih besar sebagai pengendali apa yang akan dilakukan oleh tubuh. Tetapi sejak dekade 1970-an, sebagian sarjana, khususnya sejumlah antropolog, mulai mulai meninggalkan pandangan konvensional ini dan memusatkan kajian-kajian mereka atas tubuh. Jika sebelumnya tubuh semata-mata dipahami secara fisiologis, penelitian-penelitian antropologis menemukan bahwa tubuh juga memiliki aspek sosio-kultural, dan bahkan politis. Penggunaan tubuh ternyata merefleksikan kebudayaan tempat orang tumbuh dan tinggal, dan sekaligus menyampaikan makna-makna sosial dan kultural tertentu. Lebih dari itu, tubuh, dan bukan hanya pikiran, dijadikan target pendisipilinan oleh struktur-sktruktur sosial-politis, termasuk negara, untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Ironisnya, dunia pendidikan seringkali tidak secara sadar memahami bahwa tubuh dapat digunakan untuk pembelajaran yang efektif, terutama pada masa-masa kanak-kanak pelajar. Abu Hamid al-Ghazali (w. 1111) adalah salah satu pemikir Muslim abad pertengahan yang memahami dengan baik bahwa tubuh adalah medium yang paling efektif bukan saja untuk pemerolehan pengetahuan tetapi sekaligus penerapan pengetahuan itu dalam kehidupan. Meski memiliki konsep pedagogis yang komprehensif dalam hal pemerolehan pengetahuan, di dalam karya magnum opus-nya, Ihya’ ‘Ulum al-Din (“Revitalisasi Ilmu-Ilmu Keagamaan”), al-Ghazali seolah menegaskan pada fase-fase tertentu perkembangan manusia, pendidikan tubuh harus lebih dikedepankan agar proses pembelajaran berjalan secara efektif. Penekanan pendidikan tubuh menurut al-Ghazali terjadi pada masa anak-anak ketika kapasitas kognitif mereka belum sepenuhnya berkembang. Melalui pelaksanaan ritual-ritual keagamaan dan praktik-praktik tubuh yang lain, alGhazali percaya bahwa pengetahuan yang diperoleh tidak menjadi diskursus belaka, melainkan mewujud nyata dalam kehidupan sehari-hari (embodied practices). Dengan demikian, harapannya adalah bahwa konsep-konsep, nilainilai, dan ajaran-ajaran yang dipandang baik oleh masyarakat atau tradisi agama dapat menjelma sebagai kebiasaan-kebiasaan dan praktik-praktik yang menyokong tatanan sosial hingga anak-anak tumbuh menjadi manusia dewasa. HADITS TENTANG METODE PENDIDIKAN JASMANI ANAK USIA DINI Tujuan penelitian terarah ke eksplorasi matan hadis Rasulullah saw. yang diriwayatkan dalam kutub tis’ah tentang metode pendidikan jasmani anak pada usia dini. Pendidikan jasmani dalam hadis bersifat mencakup pemeliharaan kesehatan, pola makan yang baik dan olah raga yang teratur. Manfaatnya bagi anak dalam jangka pendek adalah peningkatan kapasitas belajar, peningkatan ketahanan terhadap penyakit sehingga terjadi penurunan angka tidak masuk belajar dan sekolah. Di masa dewasa, pendidikan jasmani berpengaruh kinerja positif dengan kualitas kesehatan untuk kesiapan menghadapi segala tantangan hidup KELUARGA SAKINAH DAN KEWAJIBAN MENDIDIK ANAK USIA DINI (ANALISIS SOSIOLOGI KELUARGA Kajian ini difokuskan pada relasi agama, keluarga dan negara tentang penerapan keluarga sakinah di Indonesia dan dampaknya terhadap kewajiban pendidikan anak usia dini. Atas dasar agama, pemerintah meligitimasi ide keluarga sakinah dalam pembentukan keluarga muslim melalui pernikahan. Ketentraman dalam kasih sayang sebagai landasan hubungan pengasuhan keluraga pada anak telah dimulai sejak masa janin bisa memberikan pengaruh positif terhadap keberlanjutan masa depan yang lebih baik. Semua itu dimaksudkan agar keseimbangan negara dapat terbangun dari unit terkecil di dalamnya, yaitu keluarga tentram penuh dengan kasih sayang. PROFESIONALISME GURU ANAK USIA DINI Profesionalisme sendiri ternyata belum dipahami oleh para PAUD karena bukanlah sebatas niat maupun keinginan. Kesungguhannya harus tercermin dalam tindakan. Sertifikasi guru PAUD memberikan makna positif agar guru PAUD tetap konsisten meningkatkan profesionalisme dirinya sendiri. PGPAUD perlu intropeksi untuk mengupayakan segala cara guna meningkatkan daya saing lulusan serta produk-produk akademik dan layanan lainnya, yang antara lain dicapai melalui peningkatan mutu pendidikan agar memiliki keunggulan mutu. PENGEMBANGAN KECERDASAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN SENTRA Kajian ini menggunakan referensi khusus pada praktek kegiatan sentra di TPA Bocah Taman Permata Hati. Model sentra dikembangkan Creative Curiculum mengelola kegiatan pembelajaran yang seimbang antara bimbingan guru dengan inisiatif anak. Model ini menitik beratkan pada bermain sebagai kerja otak sehingga anak diberi kesempatan untuk memulai dari pengembangan ide hingga tuntas menyelesaikan hasil karyanya, “start and finish”. Dalam model sentra anak bebas memilih bermain yang disiapkan yang meliputi tiga jenis kegiatan bermain yaitu bermain sensorimotorik, main peran, dan main pembangunan. pembelajaran sentra dengan demikian merupakan salah satu upaya membentuk jiwa anak yang mandiri dan kreatif serta mampu bersabar dalam menghadapi segala permasalahan yang dialami anak.
Tipe Item/Data: | Artikel |
---|---|
Informasi Tambahan: | Tim Penyusun Dosen FTK UIN SMH Banten |
Kata Kunci (keywords): | Prosiding Pendidikan,Seminar Nasional, Kumpulan Artikel Pendidikan, Pendidikan Membangun Karakter, Pengasuhan Anak Raudhatul Atfal |
Subjek: | 300 Ilmu Sosial, Sosiologi & Antropologi > 370 Pendidikan 300 Ilmu Sosial, Sosiologi & Antropologi > 370 Pendidikan > 372 Dasar Pendidikan |
Divisi: | Fakultas Tarbiyah dan Keguruan > Pendidikan Agama Islam |
User Penyetor: | S.IPI Tsulatsiah Andi |
Tanggal Disetorkan: | 05 Des 2017 07:39 |
Perubahan Terakhir: | 31 Okt 2023 07:37 |
URI: | http://repository.uinbanten.ac.id/id/eprint/1420 |
Actions (login required)
Lihat Item |