Menyegarkan Ingatan akan Peran Pustakawan Di Abad Ke 21

Jamridafrizal, Jamridafrizal (2022) Menyegarkan Ingatan akan Peran Pustakawan Di Abad Ke 21.

[img] Teks
Menyegarkan Ingatan akan Peran Pustakawan Di Abad Ke 21.pdf

Download (311kB)

Abstrak

Sebuah kebenaran yang perlu kita akui bahwa kita telah menyaksikan perubahan penting dalam beberapa tahun terakhir. Transformasi ini, yang dibawa oleh teknologi informasi dan komunikasi (TIK), telah meningkatkan bagaimana layanan informasi diberikan kepada pelanggan. Saat ini cara distribusi informasi konvensional masih mendomisasi diberbagai perpustakaan. Sementara pertumbuhan dan penggunaan TIK dalam masyarakat telah meningkat ke akses digital. TIK memberikan peran inovatif dalam penyediaan, distribusi, dan transfer informasi. Sejatinya Pustakawan tidak lagi berperan pasif; melainkan dia mengambil peran yang hidup. Pustakawan bukan lagi penjaga buku, tetapi pintu gerbang ke sumber informasi yang tak terhitung jumlahnya (Haber; 2011). Ariole, Oyemike, dan Okorafor (2017) mengemukakan bahwa lingkungan layanan informasi berubah karena kekuatan teknologi yang luar biasa. Di lingkungan saat ini, pustakawan memanfaatkan potensi intrinsik TIK untuk menyediakan layanan informasi untuk memenuhi berbagai kebutuhan penggunanya. Ketika sekolah perpustakaan meluncurkan lulusan secara masal, sangat penting bahwa pemikiran yang memadai diberikan pada situasi perpustakaan. Praktik perpustakaan manual yang terkenal terus memberi jalan kepada layanan elektronik. Dalam nada yang sama, landasan/pelatihan pustakawan manual juga harus memberi jalan pada pelatihan pustakawan elektronik, yang, dengan keterampilan dan pengetahuannya, akan menempati fase vital layanan perpustakaan. Sejauh difusi TIK ke bidang ilmu perpustakaan memiliki pengaruh besar pada alam dan mode layanan yang dapat diakses oleh pelanggan yang mungkin, itu juga   Dashboard (https://dpk.bantenprov.go.id/admin)  (0254) 280774 (tel:(0254) 280774) |  dpk@bantenprov.go.id (mailto:dpk@bantenprov.go.id) mengubah jenis dan cara pelatihan yang diberikan kepada pustakawan. Perpustakaan di Indonesia tidak lepas dari revolusi teknologi ini. Sebagai penyedia informasi, mereka terus-menerus di bawah tekanan untuk menyediakan sumber informasi yang relevan kepada komunitas terdekat mereka. Teknologi memungkinkan dan mendorong perubahan. Menurut Ugwuogu (2015), pustakawan, personel, dan klien harus membuat sejumlah penyesuaian sebagai konsekuensi dari setiap rencana komputerisasi perpustakaan, apakah itu realisasi unik atau relokasi. Salah satu area penting adalah hubungan antara manusia dan pengetahuan. Individu harus merevolusi cara mereka bertindak dan menganggap bekerja dengan baik dalam suasana mekanis. Penulis mengamati bahwa ketika pengguna dan dosen beralih ke web dalam jumlah besar, hanya sedikit jika ada, yang membantah bahwa itu adalah sumber informasi yang dapat diandalkan. Ketidakpercayaan terhadap nilai informasi yang ditemukan di web tidak mengurangi daya tariknya. Namun demikian, data menunjukkan bahwa penggunaan web dan fasilitas TCT lainnya terus meningkat. Implikasinya sangat besar, dan jika perpustakaan tidak siap untuk mengubah dan mengadopsi inovasi dalam modus fungsinya, mereka mungkin akan menjadi tidak penting, bahkan di bidang kemampuan inti mereka.

Tipe Item/Data: Artikel
User Penyetor: S.IPI Tsulatsiah Andi
Tanggal Disetorkan: 14 Des 2023 04:24
Perubahan Terakhir: 14 Des 2023 04:24
URI: http://repository.uinbanten.ac.id/id/eprint/13819

Actions (login required)

Lihat Item Lihat Item

      is powered by EPrints 3 which is developed by the Islamic Institutional Repository UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten. More information and software credits.