Falsafah Pancasila Menurut Pemikran KH. Abdurrahman Wahid

Misbahudin, Misbahudin (2023) Falsafah Pancasila Menurut Pemikran KH. Abdurrahman Wahid. Diploma atau S1 thesis, UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten.

[img]
Pra Tinjau
Teks
S_SPI_17135000_COVER.pdf
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial.

Download (51kB) | Pra Tinjau
[img]
Pra Tinjau
Teks
S_SPI_17135000_LAMPIRAN DEPAN.pdf
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial.

Download (415kB) | Pra Tinjau
[img]
Pra Tinjau
Teks
S_SPI_17135000_BAB I.pdf
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial.

Download (214kB) | Pra Tinjau
[img] Teks
S_SPI_17135000_BAB II.pdf
Restricted to Hanya staf repositori
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial.

Download (295kB)
[img] Teks
S_SPI_17135000_BAB III.pdf
Restricted to Hanya staf repositori
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial.

Download (343kB)
[img] Teks
S_SPI_17135000_BAB IV.pdf
Restricted to Hanya staf repositori
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial.

Download (262kB)
[img]
Pra Tinjau
Teks
S_SPI_17135000_BAB V.pdf
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial.

Download (164kB) | Pra Tinjau
[img]
Pra Tinjau
Teks
S_SPI_17135000_DAFTAR_PUSTAKA.pdf
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial.

Download (773kB) | Pra Tinjau

Abstrak

Pembahasan mengenai Pancasila dan proses perumusanya menjadi Dasar Negara. Menjadi perhatian khusus KH. Abdurrahman Wahid, menerima Pancasila karna sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia, dan tidak bertentangan dengan agama. Pancasila selalu menjadi perdebatan yang menarik untuk dibahas. Kemudian setelah ditetapkannya Pancasila menjadi Dasar Negara, mulailah banyak persepsi mengenai relevansinya. Akhirnya semua sepakat menjadikan Pancasila sebagai Falsafah Bangsa Indonesia. Dalam pandangan KH. Abdurrahman Wahid Pancasila harus menjadi pemersatu untuk keberlangsungan hidup dalam berbangsa dan bernegara sesuai yang diamanatkan Pancasila Sila ke-4 Persatuan Indonesia. Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam skripsi ini adalah: 1). Bagaimana riwayat hidup KH. Abdurrahman Wahid? 2). Bagaimana makna Pancasila menurut pemikiran KH. Abdurrahman Wahid? 3). Bagaimana pemikiran KH. Abdurrahman Wahid terhadapp Pancasila? Adapun tujuan dari skripsi ini adalah : 1). Mengetahui riwayat hidup KH. Abdurrahman Wahid. 2). Mengetahui makna Pancasila Menurut KH. Abdurrahman Wahid. 3). Mengetahui Prisma pemikiran KH. Abdurrahman Wahid tentang Pancasila Dalam skripsi ini penulis menggunakan metode penelitian sejarah yang meliputi tahapan: heuristik (pengumpulan sumber), verifikasi (kritik), interpretasi (penafsiran), dan historiografi (penulisan) Berdasarkan hasil pembahasan skripsi ini sebagai berikut: KH. Abdurrahman Wahid adalah cendikiawan muslim Indonesia lahir pada tanggal 4 Agustus 1940 di Denayar Jombang Jawa Timur merupakan presiden ke 4 Republik Indonesia, sekaligus pengurus PBNU tahun 1984. Adapun pemikiran KH. Abdurrahman Wahid tentang Pancasila adalah bahwa dalam perspektifnya, Pancasila merupakan asas yang harus dipertahankan dan dipertaruhkan keberadaannya. Karna Pancasila menjungjung tinngi nilai kemanusia dan kbhinekaan di Indonesia dan Pancasila bisa mempersatukan bangsa Indonesia. Pemikiran KH. Abdurrahman Wahid tentang Pancasila adalah merupakan paham yang ideal, artinya bahwa ideologi selain Pancasila tidak akan bisa diterapkan di Indonesia karena banyaknya kemajemukan ras, suku dan agama.

Tipe Item/Data: Skripsi/Tesis/Disertasi (Diploma atau S1)
Subjek: 2x0 ISLAM (Umum) > 2x0.32 Islam dan Politik
Divisi: Fakultas Ushuluddin dan Adab > Sejarah Dan Kebudayaan Islam
User Penyetor: S.IPI Tsulatsiah Andi
Tanggal Disetorkan: 09 Feb 2023 02:28
Perubahan Terakhir: 09 Feb 2023 02:28
URI: http://repository.uinbanten.ac.id/id/eprint/11363

Actions (login required)

Lihat Item Lihat Item

      is powered by EPrints 3 which is developed by the Islamic Institutional Repository UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten. More information and software credits.